Sumbarkita – Banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi meluluhlantakkan sejumlah wilayah di Sumatera Barat (Sumbar), salah satunya kawasan Lembah Anai Tanah Datar. Sejumlah rumah warga, fasilitas umum seperti jalan raya rusak parah diterjang bah pada Sabtu (11/5/2024).
Banjir besar ini bukan yang pertama kali terjadi di Lembah Anai. Sejak zaman Pemerintah Kolonial Belanda, kawasan yang kini menjadi salah satu primadona wisata Sumbar itu beberapa kali dilanda banjir besar.
Berdasarkan catatan sejarah, pada zaman kolonial sedikitnya dua kali banjir besar melanda Lembah Anai, yakni pada tahun 1892 dan 1904.
Melansir Historia, pemerintah Kolonial Belanda membangun jalan kereta api dari Teluk Bayur sampai ke Sawahlunto pada tahun 1891-1894. Jalur kereta api sepanjang 158 km ini melewati kawasan Lembah Anai Tanah Datar.
Tepat setahun setelah pembangunan di Lembah Anai, banjir bandang melanda dan merusak jembatan yang dibangun ini. Hampir seluruh pondasi dan jembatan saat itu hancur karena dihantam banjir besar. Jalur kereta api yang baru dibuka sejak 1891 rusak dan tidak dapat dioperasikan selama beberapa bulan.
Kondisi ini dimuat dalam laporan Kepala Insinyur Kereta Api Negara Sumatera dan Tambang Ombilin W.De Jongh sebagaimana tercantum pada surat kabar Algemeen Handelsblad, 6 Februari 1904.
Kepala insinyur itu melaporkan, banjir Sungai Batang Anai disertai hujan deras menghancurkan jalur kereta api dan jalan utama.