Padang – Jalan tembus Kambang, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan dengan Muara Labuh, Kabupaten Solok Selatan agaknya sulit terwujud. Ada beberapa alasan mengapa jalan tembus dua kabupaten itu sulit terealisasi.
Kepala Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang (BMCKTR) Provinsi Sumatera Barat, Era Sukma Munaf mengatakan, jalan tembus tersebut berada dalam Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Sehingga, pembangunannya membutuhkan izin dari pemerintah pusat.
Menurutnya, ada dua rekomendasi terkait pembangunan jalan tersebut agar tidak merusak kawasan TNKS, yaitu pembangunan terowongan dan jalan layang (flyover).
Namun demikian, kata dia, pembangunan jalan berupa terowongan ataupun jalan layang bakal menelan anggaran yang sangat besar.
“Misalnya kalau dibangun terowongan, maka satu kilometernya bisa menghabiskan anggaran sekitar Rp1 Triliun, begitu pula dengan jalan layang,” ujarnya pada wartawan, Rabu (4/10/2023).
Ia menilai, jika diajukan berupa jalan layang maka tidak memungkinkan untuk disetujui oleh pemerintah pusat. Opsi selanjutnya, kata dia, memungkinkan hanya untuk pembangunan terowongan.
“Kalau terowongan tentu tidak akan merusak hutan, tidak menggangu habitat, tidak mengganggu yang ada di atasnya. Tapi biayanya sangat besar bisa triliunan,” katanya.
Selain itu, ia menilai tingkat kebutuhan pembangunan jalan tembus tersebut juga belum terlalu penting dan mendesak. Pembangunan jalan itu bisa dibangun, kata dia, jika dikawasan tersebut dibutuhkan untuk pertahanan negara atau mitigasi bencana.
“Kalau untuk mitigasi bencana seperti tsunami, sampai Koto Pulai juga tidak terjangkau oleh tsunami. Jadi, untuk mitigasi bencana juga tidak masuk alasannya,” ucapnya lagi. ***