Sumbarkita – Tahun Baru Imlek 2025 yang memasuki tahun Ular Kayu memiliki makna mendalam bagi masyarakat Tionghoa. Menurut Humas Klenteng See Hien Kiong Kota Padang, Indra Lie elemen kayu dalam zodiak Tionghoa tahun ini melambangkan keharmonisan dan kesejukan.
“Ular Kayu itu biasanya adem. Jadi mudah-mudahan di 2025 ini kita adem. Kebetulan kayu juga melambangkan kerukunan. Harapan kami, keharmonisan dan keberagaman dapat terus terjaga,” ungkapnya, Selasa (28/1).
Malam pergantian tahun akan dilaksanakan dengan ritual ibadah yang khusyuk di Klenteng See Hien Kiong. Indra menjelaskan bahwa ibadah dimulai menjelang tengah malam.
“Sembahyang dimulai sekitar pukul 23.55, ketika dupa, lilin, dan kertas sembahyang sudah dipersiapkan. Tepat pukul 24.00, umat mulai bersembahyang,” jelasnya.
Indra juga menyebut tradisi yang disebut “Tahun Baru Kecil” sebagai bagian dari perayaan ini. Di Kota Padang, istilah tersebut merujuk pada malam Imlek yang juga menjadi momen untuk makan bersama keluarga.
“Kalau di sini, Tahun Baru Kecil itu malam sebelum Imlek. Biasanya kami makan bersama keluarga dan menjaga klenteng. Kalau di Medan, misalnya, mereka menyebutnya Sacapmeh, yaitu tradisi makan bersama pada hari ke-30 penanggalan Imlek,” tambahnya.
Salah satu umat Klenteng See Hien Kiong, Jie Kok Heng (83) mengungkapkan harapannya di tahun Ular Kayu ini. Meski anak-anaknya merantau ke Jawa, ia tetap melaksanakan sembahyang pagi, sore, dan malam secara mandiri.
“Saya berharap keluarga saya diberi keselamatan dan kesehatan. Nanti malam saya akan ikut sembahyang pukul 12.00 meskipun sendiri,” tuturnya.