SUMBARKITA.ID — Warga Sitingkai Palupuah, Kabupaten Agam memiliki tradisi unik dalam proses membagikan daging kurban yakni Manampuang atau menampung dengan tangan.
Seorang warga setempat bernama Heru Nofriandi mengatakan, dalam tradisi Manampuang hewan kurban, warga tidak dibatasi dan tidak diberi kupon.
“Mereka langsung datang ke lokasi penyembelihan hewan kurban dan menampung dengan tangan langsung atau kantong bahkan daun,” kata Heru Nofriandi, Kamis (29/6/2023).
Ia mengatakan tradisi unik ini diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya di Sitingkai.
“Kami tidak mengetahui kapan pertama kali sistem ini dilakukan, bahkan orang-orang tua di kampung ini sudah melanjutkannya saja,” kata dia.
Manampuang yang dalam Bahasa Indonesia berarti Menampung, dilakukan dengan cara membagikan daging kurban ke kantong plastik atau daun yang telah disediakan tiap warga.
Keunikannya, yang mendapat daging kurban bukan per- KK, namun dihitung jumlah jiwa dalam satu rumah.
“Misalnya di satu rumah ada lima penghuni, maka yang berhak menerima daging adalah lima jiwa pula,” kata Heru.