PARIAMAN, SUMBARKITA – Pada tahun 2022 masih ada 280 warga Kota Pariaman yang hidup di bawah garis kemiskinan ekstrem.
Angka tersebut mengalami penurunan 0,77 persen jika dibandingkan dengan tahun 2020. Dua tahun lalu, warga pariaman yang berstatus miskin ekstrem berjumlah 685 orang.
Menanggapi kondisi itu, Wali Kota Pariaman Genius Umar berharap di tahun 2023 mendatang, tak ada lagi warganya yang hidup dalam kemiskinan ekstrem.
“Untuk itu mari kita bekerja sama, saling support antar lintas OPD dan sektoral untuk dapat mewujudkan hal ini,” katanya, Rabu (5/10/2022).
Genius menginstruksikan agar angka 280 orang ini, harus sudah ada datanya by name by adrees dan koordinasikan dengan desa serta camat.
Data mengenai jumlah orang yang termasuk dalam kategori kemiskinan ekstrem di masing-masing wilayah, kata dia, harus jelas dan lengkap.
“Maka dari itu, OPD harus paham dengan apa yang akan dikerjakan, sejak dari pengurangan angka kemiskinan, memperbanyak lapangan kerja, penguatan pariwisata sebagai daya ungkit ekonomi daerah dan program-program sosial yang langsung menyasar kepada masyarakat miskin,” jelasnya.
Dikatakannya juga OPD dan pihak terkait harus dapat mengukur program dan bantuan yang akan diberikan.
“Sehingga dapat membantu dan mengurangi angka kemiskinan ekstrem. Program yang tepat sasaran dan partisipatif dari masyarakat, menjadi pola kolaboratif dari Pemko Pariaman untuk mencapai tujuan tersebut,” ungkapnya.
Terkait penyesuaian harga BBM, diyakini Wako Genius juga berdampak terhadap perekonomian masyarakat yang berpotensi meningkatkan angka pengangguran.
“Selain itu, akan timbul penurunan daya beli dalam jangka pendek karena income effect yang mengalami penurunan, khususnya kelompok rumah tangga miskin,” ujarnya. (*)
Editor: RF Asril