SUMBARKITA.ID – Selain merusak kondisi kesehatan, menggunakan Narkoba menjadi suatu perbuatan yang melawan hukum. Para pemakai dan pecandu bisa mendapatkan hukuman pidana oleh penegak hukum.
Walaupun sudah mengetahui resiko menggunakan narkoba, masih banyak juga yang menggunakan barang haram tersebut. Baik secara sengaja atau terlanjur mengkonsumsi karena ajakan kawan. Kemudian akhirnya menjadi kecanduan.
Banyak para pengguna narkoba yang menyesal telah terjerumus ke dunia gelap narkotika tersebut. Mereka ingin sembuh dan lepas dari kecanduan. Namun, untuk lepas dari barang haram tersebut bukan persoalan yang mudah. Butuh proses dan perjuangan untuk bisa sehat.
Untuk membantu para pecandu narkoba yang ingin lepas dari kecanduan, saat ini di Kota Pariaman sudah berdiri pusat rehabilitasi pecandu narkoba yang bernama Gondariah Rehabilitasi Center (GRC). Lokasinya di desa Kampung Kandang, Kecamatan Pariaman Timur.
Wakil Walikota Pariaman, Mardison Mahyuddin mengatakan GRC merupakan pusat rehabilitasi untuk pecandu narkoba pertama di Kota Pariaman. Tempat rehabilitasi ini terbuka untuk seluruh pecandu narkoba yang ingin sehat. Termasuk sebagai garda terdepan untuk menyadarkan masyarakat akan bahayanya narkoba.
“Kami mengapresiasi kehadiran GRC untuk masyarakat Sumatera Barat, khususnya di Kota Pariaman. Adanya GRC telah membantu pemerintah dalam penanganan narkoba, kata Wakil Walikota Pariaman, Mardison Mahyuddin yang juga Ketua Badan Narkotika Kota Pariaman, Senin (20/6/2022)
Ia mengatakan untuk melawan narkoba harus bersama-bersama karena barang haram itu tidak saja dapat merusak kesehatan pemakainya namun juga tatanan sosial.
“Kami berkomitmen untuk mengawasi seluruh lapisan masyarakat agar tidak terlibat narkoba,” katanya.
Sementara itu, Bendahara GRC Riva Triani mengatakan alasan pihaknya mendirikan GRC karena sebelumnya di Pariaman belum memiliki rehabilitasi narkoba. Padahal banyak pecandu di Pariaman dan daerah lain yang memiliki saudara di Pariaman yang meminta direhabilitasi. Namun selalu terkendala keuangan.
“Karena itu kami yang sebelumnya berada Padang termotivasi membuka rehabilitasi di Pariaman dengan sistem subsidi silang, orang yang berkecukupan membantu orang-orang ekonominya di bawah rata-rata. Untuk yang ekonominya lemah hanya membayar uang makan sebesar Rp30 ribu per hari,” ujarnya.
Ia mengatakan GRC tersebut telah beroperasi selama satu bulan dengan jumlah pasien lima orang dari berbagai daerah di provinsi itu. Dua orang dari pasien tersebut menginap di GRC sedangkan tiga lainnya rawat jalan.
Ia menyampaikan karena GRC masih baru maka pihaknya masih terkendala sarana dan prasarana untuk mendukung rehabilitasi pecandu narkoba. Meskipun mengalami kendala dalam sarana dan prasarana namun tidak mempengaruhi program yang disiapkan.
Konselor GRC Okky Fianda Satria mengatakan untuk membantu pasien itu pihaknya menggunakan metode pendekatan spritual dan terapi komunitas yaitu sekelompok orang yang mengalami masalah yang sama berkumpul menghadapi masalah yang sedang dihadapi.
“Selama penyembuhan, ketika mereka merasa jenuh sesekali kami membawa mereka ke tempat hiburan seperti tempat wisata dan pemandian,” ujar dia.
Ia menambahkan pihaknya juga memiliki program pelatihan untuk menambah kemampuan pasien sebagai bekalnya setelah direhabilitasi yang saat ini baru berternak ikan lele dan nantinya juga budidaya ayam. (*)
Editor : Hajrafiv Satya Nugraha