SUMBARKITA.ID — Kasus Covid-19 di Sumatra Barat (Sumbar) belum juga terkendali. Sejauh ini hampir mencapai 50 ribu warga Sumbar terkonfirmasi positif Corona. Angka tersebut tentu ngeri-ngeri sedap, apalagi beberapa waktu terakhir Sumbar selalu masuk 10 besar provinsi dengan kasus baru tertinggi di Indonesia.
Disisi lain, vaksinasi yang diharapkan bisa menjadi pemutus mata rantai penyebaran Corona belum terlaksana maksimal. Bahkan, realisasi vaksinasi menjadi salah satu yang terendah di Indonesia.
Kondisi itu terungkap saat kunjungan Komisi IX DPR RI ke Sumbar yang diterima langsung oleh Gubernur Mahyeldi, Jumat (18/6/2021).
Saat itu, Mahyeldi mengharapkan dukungan Komisi IX DPR RI dalam penanganan dan pengendalian Covid-19 di Sumbar, termasuk solusi bagaimana meningkatkan realisasi vaksinasi.
“Kita berharap kedatangan Komisi IX ini, bisa membuat penanganan Covid-19 di Sumbar lebih baik lagi,” ujar Mahyeldi.
Sebelumnya diketahui, Sumbar mencatatkan capaian vaksinasi peringkat tiga terbawah dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar Arry Yuswandi mengatakan ada beberapa alasan vaksinasi di Sumbar rendah. Menurut dia, vaksinasi di Sumbar tidak mudah dilakukan karena ada masyarakat yang tidak bersedia divaksin dan ada juga yang tidak memenuhi persyaratan untuk diberi suntik vaksin.
“Contohnya kemarin kita bawa 20 lansia ke Puskesmas untuk divaksin, pas selesai pemeriksaan ke-20 nya tidak bisa divaksin, rata-rata akibat hipertensi dan ada penyakit penyerta lainnya,” kata Arry, Jumat (18/6).
Arry mengatakan sampai saat ini baru sekitar 23 persen vaksinasi berhasil dilakukan dari total sekitar 870 ribu orang divaksin dari tahap I dan tahap II. Meski demikian, pihaknya optimistis bahwa vaksinasi covid-19 di Sumbar akan terus meningkat. (ag/sk)