Sumbarkita – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyampaikan bahwa pihaknya menemukan kandungan zat berbahaya dalam takjil yang dijual di Payakumbuh, Sumatera Barat (Sumbar). Hal itu disampaikan oleh Kepala BPOM RI, Taruna Ikrar.
Sebelumnya, pihak BPOM menggelar operasi pengawasan terhadap penjualan takjil atau makanan berbuka puasa. Hasil sidak tersebut menunjukan bahwa sejumlah wilayah di Indonesia masih menjual takjil yang mengandung bahan berbahaya seperti pewarna tekstil rodamin B yang dapat memicu kanker.
BPOM melakukan sampling terhadap 592 pedagang di 127 lokasi berbeda. Dari total 1.221 sampel takjil yang diuji, 91 persen atau 1.193 sampel dinyatakan memenuhi syarat. Namun, 2,29 persen atau 28 sampel lainnya tidak memenuhi standar keamanan.
Terungkap 2,89 persen sampel tahu dan mi basah di Tangerang, Palembang, dan Jakarta Timur terdeteksi mengandung formalin. Kemudian, 35,71 persen produk kerupuk dan mi di Lombok Tengah dan Manggarai Barat positif mengandung boraks. Lalu, 21,43 persen kerupuk merah dan bubur pacar cina di Rejang Lebong dan Payakumbuh mengandung pewarna tekstil rodamin B.
BPOM tidak menjelaskan secara rinci terkait lokasi penemuan tersebut. Namun demikian, Taruna mengimbau agar masyarakat lebih berhati-hati ketika membeli takjil .
“Perhatikan kesegaran pangan, warna, bau, dan kemasan sebelum membeli. Jika ragu, lebih baik hindari,” ujarnya yang dikutip pada Jumat (14/3).
Ia mengungkapkan untuk produk pangan kemasan, pastikan kemasan tidak rusak, memiliki izin edar, label jelas, dan tanggal kedaluwarsa yang masih berlaku.
“Kami akan mengumumkan hasil temuan intensifikasi pengawasan pangan pada 21 Maret 2025, termasuk apa saja yang ditemukan dan berapa banyak. Kami pastikan pangan yang dijual di pasar Indonesia aman untuk dikonsumsi,” pungkasnya. .