Sumbarkita – Sumatera Barat (Sumbar) dikenal sebagai salah satu provinsi dengan ragam pakaian adat yang memikat. Salah satu yang menarik perhatian adalah busana pengantin khas Nagari Koto Gadang.
Tak hanya populer di daerah asalnya, busana ini juga jadi salah satu ikon pakaian pengantin dari Sumbar. Menariknya, busana ini bukan sekedar pakaian adat saja, tapi terdapat makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Berikut penjelasan selengkapnya:
Pesona Busana Pengantin Koto Gadang
Busana pengantin Koto Gadang berasal dari Nagari Koto Gadang, IV Koto, Kabupaten Agam. Daerah ini dikenal sebagai pusat kerajinan perak serta tempat lahirnya banyak tokoh nasional Minangkabau. Berada di dataran tinggi antara Gunung Singgalang dan Ngarai Sianok, Koto Gadang masih memegang erat nilai-nilai adat dan budaya setempat, termasuk busana pengantin Koto Gadang.
Ciri Khas dan Perbedaan
Satu hal yang membedakan pakaian Koto Gadang dengan pakaian adat Minang lainnya adalah hiasan kepalanya. Jika umumnya pengantin Minang memakai suntiang emas yang besar, maka di Koto Gadang menggunakan penutup kepala yang dinamakan Tingkuluak Talakuang, sederhana namun tetap elegan.
Pakaian adat Koto Gadang pun memiliki berbagai variasi. Untuk pengantin wanita atau Anak Daro, biasanya mengenakan Baju Kurung Tarawang Tigo lengkap dengan Tingkuluak Talakuang dan selendang sebagai penutup kepala. Sementara, pengantin pria memakai Baju Gadang lengkap dengan deta atau destar sebagai penutup kepala, atau bisa juga menggunakan variasi lain seperti Baju Roki yang dipadukan dengan Deta Gadang Ameh atau destar emas.
Makna Filosofis di Balik Pakaian Adat Koto Gadang
Desain dari pakaian pengantin Koto Gadang berbeda dengan pakaian pengantin biasanya, di mana dibuat longgar dan tidak membentuk lekuk tubuh dari pengantin perempuan. Hal ini sangat sesuai dengan falsafah Minangkabau, “Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah” yang menekankan jika adat harus selalu sesuai dengan syariat Islam.
Selain itu, warna yang mendominasi adalah merah, melambangkan keberanian. Warna ini bermakna jika kedua pengantin diharapkan siap menghadapi tantangan yang terjadi dalam kehidupan rumah tangga.
Pakaian adat Koto Gadang tidak hanya sekedar pakaian adat, tapi juga simbol dari nilai-nilai budaya dan filosofi yang dalam. Tak heran jika pakaian ini dikenal luas hingga ke luar Sumbar. Semoga warisan ini bisa terus terjaga hingga generasi mendatang.