Sumbarkita – Lembah Anai merupakan sebuah kawasan yang membentang di antara Kayu Tanam dan Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar) dan dikelilingi oleh tebing-tebing curam. Dari cagar alam hingga tragedi bersejarah, kawasan ini memiliki beberapa fakta menarik yang sulit untuk dilewatkan.
Berikut 5 fakta menarik dari kawasan Lembah Anai, yang dihimpun dari berbagai sumber:
Jadi Kawasan Cagar Alam
Sejak 18 Desember 1922, Lembah Anai ditetapkan sebagai kawasan cagar alam oleh pemerintah kolonial Belanda. Dengan luas 221 hektare, kawasan ini jadi rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna khas hutan tropis. Keasrian alamnya yang tetap terjaga hingga kini menjadikannya destinasi yang ideal dikunjungi bagi pecinta alam
Air Terjun Terindah di Sumbar
Di kawasan Lembah Anai, terdapat satu air terjun yang dijuluki sebagai salah satu air terjun terindah di Sumbar bernama air terjun Lembah Anai, sesuai dengan nama daerahnya. Terletak di Jorong Ayam Mancuang, Nagari Singgalang, Kabupaten Tanah Datar, air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 35 meter. Lokasinya yang berada di tepi jalan utama membuat air terjun ini sangat mudah diakses oleh siapapun.
Jalan Paling Berbahaya
Jalan nasional yang menghubungkan Padang dan Bukittinggi melalui Lembah Anai dikenal sebagai salah satu jalan paling berbahaya yang ada di Indonesia. Medannya yang menanjak, tikungan tajam, serta resiko longsor yang tinggi membuat pengendara harus ekstra hati-hati ketika melintasi jalan ini. Tak jarang, kecelakaan terjadi di sini, bahkan sampai menelan korban jiwa.
Galodo (Banjir Bandang) Hebat di Masa Lalu
Pada 11 Mei 2024 kawasan Lembah Anai dilanda banjir bandang atau yang dikenal dengan istilah galodo oleh masyarakat setempat. Bencana ini memporak porandakan beberapa kawasan yang ada di sana, termasuk Café Xakapa yang jadi tempat favorit para pengunjung.
Namun, ternyata galodo tersebut bukan kali pertama terjadi. Pada tahun 1892 dan 1904, terjadi bencana serupa dengan kerusakan yang lebih parah, bahkan sampai mengakibatkan terputusnya jalur kereta api di sana. Menurut sejarah, galodo juga sempat terjadi pada tahun 1914, meski tak separah 2 kejadian sebelumnya.