Sumbarkita – Di balik hiruk-pikuk pusat kesenian nasional seperti Jakarta dan Yogyakarta, ada daerah yang menyimpan potensi besar namun masih tersembunyi yaitu Sumatera Barat. Hal tersebut disampaikan Seniman Nasional Edi Bonetski dalam pembukaan pameran “Pulang” dari Komunitas Seni Belanak di Taman Budaya Kota Padang, Rabu (4/9).
Edi yang karyanya telah diakui oleh institusi besar seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan beberapa galeri internasional, untuk pertama kalinya terlibat dalam pameran di Sumatera Barat. Bukan sekadar untuk memamerkan karyanya, namun lebih untuk memahami dan menggali lebih dalam potensi seni yang ada di Sumbar.
“Sumatera Barat punya kekayaan budaya yang luar biasa. Dari tradisi hingga institusi seni seperti ISI Padang Panjang dan SMK Negeri 4 Padang, semuanya memberi peluang besar untuk pengembangan seni rupa,” ungkap Edi.
Namun, ia juga menyadari ada tantangan besar yang harus dihadapi oleh seniman-seniman lokal.
Menurut Edi, salah satu tantangan utama adalah kurangnya akses dan eksposur terhadap karya seni lokal di mata publik, baik di tingkat nasional maupun internasional.
“Seniman di sini berbakat, tapi informasi tentang karya mereka kurang tersebar luas. Padahal, di era digital ini, seharusnya lebih mudah untuk mempromosikan karya melalui media sosial atau platform lainnya,” tambahnya.
Bagi Edi, ini bukan sekadar masalah eksposur, tetapi juga tentang bagaimana seniman bisa berdikari tanpa terlalu bergantung pada bantuan eksternal.
“Seniman harus bisa mandiri. Jangan terlalu mengandalkan pemerintah atau lembaga lain. Ini tentang bagaimana kita bisa menciptakan ruang dan kesempatan untuk diri kita sendiri,” tegasnya.