SUMBARKITA.ID — Mengenal Pariaman agaknya bukan hal yang sulit saat ini, terlebih bagi orang Sumatera Barat. Jika mendengar panggilan Ajo dan Cik Uniang sudah bisa dipastikan itu adalah panggilan untuk laki-laki dan perempuan berdarah Pariaman.
Selain dengan panggilan demikian, Pariaman juga bisa dikenali dengan penamaan wilayahnya dan tradisi yang unik, bahkan hanya ada di kota itu.
Berikut informasi yang Sumbarkita.id rangkum agar mudah mengenali kota Pariaman dan juga tradisi yang telah diwariskan secara turun temurun.
1. Tabuik
Tabuik tidak diragukan lagi merupakan tradisi yang paling ikonik untuk mendefinisikan Kota Pariaman. Yang melatarbelakangi tradisi Tabuik di Pariaman adalah selain permainan nagari, Tabuik juga untuk memperingati Hari Assyura, gugurnya Imam Husein cucu Nabi Muhammad.
Saat Tabuik dihelat, ratusan orang menampilkan peristiwa Karbala dengan memainkan Drum Tassa. Mereka melakoni suatu perperangan Karbala dan berhasil menarik ribuan penonton.
Tabuik berukuran besar dengan jumlah paling sedikit tiga Tabuik. Tabuik itu dkungkung oleh puluhan orang. Diarak-arak dari Simpang Tugu Tabuik menuju pantai dan dihanyutkan ke lautan.
Festival Tabuik dilakukan pada setiap 10 Muharram. Upacara ini dikenalkan oleh Pasukan Tamil Muslim dari India pada 1831.
2. Asal Kata dalam Penamaan Pariaman
Kata Pariaman berasal dari bahasa Arab yakni Bari yang kurang lebih memiliki arti tanah daratan yang aman dan sentosa.