Kendati demikian, katanya, produksi jagung juga sedikit terganggu karena peremajaan sawit atau replanting kelapa sawit.
Sebab, pada awal replanting kelapa sawit, kebun masih bisa ditanami jagung oleh petani.
Namun, ketika kelapa sawit semakin besar dan daunnya sudah memenuhi kebun maka jagung tidak bisa ditanami lagi. Sehingga peremajaan sawit ikut mempengaruhi produksi jagung di Pasaman Barat.
“Pernah menjadi penyumbang jagung terbesar mencapai 60 persen beberapa tahun yang lalu. Namun, karena berbagai persoalan produksi menurun,” katanya.
Ia menambahkan produksi jagung tidak hanya disebabkan oleh replanting saja. Tingkat kesuburan tanah juga ikut mempengaruhi. Semakin sering ditanami oleh petani, maka akan semakin menurun pula kesuburannya.
“Semakin berkurangnya kesuburan tanah juga ikut mempengaruhi kepada produksi jagung,” imbuhnya.