SUMBARKITA.ID — Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) menginformasikan bahwa sudah 100 dokter meninggal akibat Covid-19. Disebutkan, itu lantaran beban kerja berlebihan, ditambah jumlah kasus baru yang terus bertambah.
“kemudian alat kesehatan yang memadai ketika bertugas. Kemudian kalau bisa merata di seluruh Indonesia dan ke daerah-daerah,” ujar Saleh, Senin (31/8/2020).
Hal lain yang harus diperhatikan jangan sampai membebani garda terdepan itu dengan beban kerja yang berat agar tak berdampak buruk pada kesehatan tenaga medis.
“Pemerintah harus melihat dan kondisi kebugaran kesehatan para dokter yang bertugas. Karena itu mereka jam kerjanya harus betul-betul dievaluasi,” tegasnya.
“Jangan sampai mereka memiliki batas waktu normal dalam bekerja, di mana akan mengurangi imunitas dan ketahanan tubuh mereka,” sambungnya.
Selain itu, Pemerintah juga harus memperhatikan gizi dan vitamin penting bagi para dokter. Dengan gizi dan vitamin yang baik, dengan begitu bisa menjaga imunitas dalam melaksanakan tugas.
“Jangan hanya tiga bulan tapi diperpanjang menjadi enam bulan. Pemerintah bisa mengaalokasikan anggaran yang tersisa dari anggaran Covid-19 ini,” pungkas Ketua DPP PAN ini.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum IDI dr. Mohammad Adib Khumaidi menyatakan, pihaknya saat ini tengah berusaha membuat peta terkait apa saja penyebab meninggalnya para dokter itu.
Termasuk, di daerah mana saja paling berisiko bagi garda terdepan dalam penanganan Covid-19 itu.
Menurutnya, pemetaan ini penting dilakukan agar lebih jelas sehingga risiko kematian dokter bisa ditekan.
“Kami enggak mau IDI seolah terkesan hanya ucapan duka cita doang,” tegasnya.
Adib menyebut, banyaknya kasus baru Covid-19 setiap hari membuat dokter kelelahan. Padahal saat ini jam kerja dokter sudah dibagi menjadi tiga shift dan tak bisa lagi ditambah beban kerjanya.