Pesisir Selatan – Sebanyak enam kampung dengan 10 ribu jiwa lebih di Nagari Amping Parak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan diprediksi berada di zona merah tsunami.
Hal tersebut dikatakan Sekretaris Nagari Amping Parak, Yendri saat menggelar sosialisasi desa tangguh bencana (Destana) di Masjid Nurul Huda Pasar Amping Parak, baru-baru ini.
Yendri menjelaskan, ancaman potensi tsunami itu berdasarkan data analisa fasilitator BNPB. Bencana tersebut, kata dia, paling besar adalah terkait gempa bumi dan tsunami.
“Berdasarkan data dari BNPB, sedikitnya 5000 desa di Indonesia, maka Amping Parak, Kecamatan Sutera, termasuk salah satu desa atau nagari yang memiliki kerentanan tinggi terhadap gempa bumi dan tsunami,” ujar Yendri dikutip keterangannya, Sabtu (30/9/2023).
Ia menyebut, ancaman gempa bumi dan tsunami tersebut berasal dari megathrust Mentawai.
“Ya, para ahli telah memprediksi bahwa megathrust Mentawai mampu menghasilkan gempa berkekuatan 8,9 SR. Jadi, potensi ini bukan rahasia lagi dan ini perlu diketahui dan diwaspadai oleh masyarakat,” katanya.
Namun demikian, terkait ancaman gempa bumi dan tsunami tersebut, The World Bank atau Bank Dunia telah memfasilitasi biaya pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) Amping Parak.