Sumbarkita – PT Bank Nagari berhasil mencatatkan laba bersih Rp538,07 miliar sepanjang 2024. Laba ini tumbuh 2,73 persen secara year on year (yoy) dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp523,77 miliar.
Mengutip laporan keuangan perseroan, 18 Maret 2025, pertumbuhan laba bersih ditopang dari melonjaknya laba non-operasional sebesar 59,83 persen (yoy) menjadi Rp78,05 miliar, di saat perusahaan mengalami penyusutan pendapatan bunga bersih dan pendapatan operasional, masing-masing sebesar 1,18 persen (yoy) dan 1,08 persen menjadi Rp1,82 triliun dan Rp626,47 miliar.
Kenaikan laba juga dikarenakan kemampuan Bank Nagari dalam mengurangi beban operasional sebesar 1,23 persen (yoy) dari Rp1,21 triliun menjadi Rp1,19 triliun. Hal ini berdampak pula terhadap Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) yang berada di angka 80,45 persen.
Dari sisi fungsi intermediasi, Nagari Nagri juga mencatatkan pertumbuhan positif. Penyaluran kredit mencapai Rp21,51 triliun, tumbuh 4,29 persen (yoy) dari Rp20,63 triliun di penghujung 2023.
Penyaluran ini juga dibarengi dengan kualitas kredit. Tercatat non-performing loan (NPL) gross Bank Nagari berada di angka 1,85 persen, turun 13 basis poin dari 2023.
Dana pihak ketiga (DPK) juga mengalami pertumbuhan sebesar 2,88 persen (yoy) menjadi Rp26,92 triliun. Deposito menjadi produk simpanan yang pertumbuhannya tertinggi, yakni mencapai 7,29 persen (yoy) dari Rp14,69 triliun menjadi Rp15,76 triliun.
Aset bank yang dinahkodai Gusti Chndra ini kini berada di angka Rp32,96 triliun, tumbuh 3,27 persen (yoy). Rasio keuangan bank juga cukup baik, di mana masing-masing dari return of asset (ROA) dan return of equity (ROE) di angka 2,15 persen dan 14,55 persen.
Kapasitas permodalan solid, tercermin dari persentase capital adequacy ratio (CAR) di angka 23,13 persen. Loan to deposit ratio (LDR) Bank Nagari menyentuh 95,76 persen, dan net interest margin (NIM) berada di level 5,99 persen.