Sumbarkita — Polemik terkait keberadaan rumah makan Padang yang dinilai “tidak otentik” di Cirebon, Jawa Barat, mendapatkan tanggapan dari Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatra Barat (Sumbar), Audy Joinaldy. Ia menilai, perbedaan dalam sajian dan kepemilikan rumah makan Padang di luar Sumbar merupakan hal yang tidak bisa dihindari dan sebaiknya disikapi secara bijaksana.
Plt Gubernur Audy mengungkapkan, banyak laporan dari Ikatan Keluarga Minang (IKM) di berbagai daerah, termasuk Cirebon, tentang rumah makan Padang yang dijalankan oleh pihak non-Minang.
“IKM suka kasih tahu ke kita, oh memang di situ bukan orang Minang yang jualan. Tapi ini kan bagian dari kebebasan berusaha. Setiap orang berhak memilih di mana dan apa yang ingin mereka makan,” ujar Audy saat ditemui di Ruang Krematorium HBT Padang, Kamis (31/10).
Audy menegaskan bahwa keautentikan dan rasa adalah bagian dari preferensi konsumen yang secara alami akan memilih tempat sesuai selera mereka.
“Nanti masyarakat yang akan menilai sendiri apakah rumah makan tersebut memenuhi ekspektasi mereka tentang cita rasa Minang atau tidak. Kita seharusnya menghargai kebebasan orang dalam berusaha dan saling menghormati,” jelasnya.
Lebih lanjut, Audy menyoroti bahwa upaya standarisasi makanan Minang, seperti rendang, bukanlah hal yang mudah mengingat variasi resep yang ada di berbagai daerah di Sumbar.