SUMBARKITA.ID — Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir melalui Setdakab Zefnihan, menghimbau seluruh lapisan masyarakat Kabupaten Sijunjung khususnya para anak muda yang sedang mencari pekerjaan, agar tidak mudah terbius tawaran kerja dengan iming-iming gaji besar apalagi kerja keluar negeri yang tidak jelas melalui calo.
Hal ini disampaikan Zefnihan kepada awak media dalam Konferensi Pers yang digelar di aula Kediaman Dinas Bupati Sijunjung, Selasa malam (30/05/2023).
“Jika ingin mencari pekerjaan, carilah informasinya ke Dinas terkait atau badan penyelenggara pekerjaan luar negeri yang resmi. Ikuti prosedurnya dengan benar, jangan asal ikut saja. Tidak mungkin lembaga resmi akan menipu apalagi menjerumuskan calon tenaga kerja luar negeri, apalagi sampai membahayakan jiwa tenaga kerjanya,” ujar Zefnihan.
“Kabupaten Sijunjung, khususnya Disnakertrans punya SIJOKER yaitu aplikasi untuk para pencari kerja. Silakan buka informasinya disitu, jika ada yang kurang atau bahkan tidak jelas, tanyakan langsung ke Dinas terkait. Pemdakab Sijunjung selalu membuka diri bagi masyarakat yang butuh informasi, saya sendiri siap dihubungi jika memang dibutuhkan,” lanjut Zefnihan.
“Kita semua berharap kasus TPPO yang menimpa Sabil, salah satu warga kita ini, semoga menjadi pertama dan terakhir selamanya. Miris sekali mendengar penuturan Sabil yang disiksa bahkan sampai disetrum, di negara orang antara hidup dan mati demi mencari rezeki. Jika memang ingin mengadu nasib keluar negeri, lengkapilah diri terlebih dahulu dengan pengetahuan dan keterampilan yang memadai, mendaftarlah di lembaga resmi, pastikan semua informasi yang diberikan benar sehingga tidak berujung tragedi seperti kasus Sabil ini,” ungkap Zefnihan panjang lebar.
Sedangkan pihak BP3MI wilayah Sumbar yang mendampingi Setdakab turut angkat bicara tentang informasi lowongan kerja luar negeri dan prosedur yang harus ditempuh calon tenaga kerja.
“Menjadi TKI atau pekerja migran dengan gaji besar masih menjadi impian banyak orang walaupun resikonya tinggi, makanya BP3MI hadir untuk melayani dan melindungi. Untuk saat ini BP3MI Sumbar telah bekerjasama dengan Negara Jepang dan Korea Selatan dalam rangka pengiriman tenaga kerja. Banyak tenaga kerja yang telah disalurkan, yang terbaru akhir tahun kemarin telah mengirimkan tenaga kesehatan atau perawat ke negara Jepang. Semua informasi dan lowongan kerja dapat di akses di website kami,” ujar Valerie Christie Faisal, Ketua Tim BP3MI yang menangani kasus Sabil.
BP3MI Sumbar sengaja datang ke Sijunjung selain mengawal kepulangan Sabil, juga ingin memberikan informasi yang benar terkait kasus TPPO Myanmar yang menghebohkan Indonesia ini.
Menurut Valerie, terjadinya kasus TPPO ini mungkin saja karena tergiur oleh gaji besar yang dijanjikan dengan proses pemberangkatan yang amat mudah, tidak seperti di lembaga resmi.
“Bisa jadi karena minimnya pengetahuan calon naker jadi gampang ditipu, prosesnya juga cepat dan diluar kewajaran. Kedepannya nanti kita akan gencarkan Sosialisasi, dan meningkatkan kerjasama dengan pihak BPP Padang maupun Balai Latihan Kerja di daerah-daerah, untuk memberikan pelatihan dan keterampilan agar calon naker migran nantinya benar-benar siap bekerja dan berkualitas,” lanjut Valerie.
Ketika Sumbarkita.id menyinggung tentang masih adanya korban TPPO lain yang masih berada di negara Myanmar, Rio Fernando yang berasal dari Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat, Valerie mengatakan masih menunggu komunikasi dengan pihak keluarga korban.
“Belum bisa bertindak, sampai saat ini kita masih menunggu keluarga Rio Fernando untuk berkomunikasi dan berkoordinasi guna penanganan dan penyelamatan korban. Kami juga belum tahu apakah keluarga sudah melapor ke Disnakertrans maupun Pemkab setempat,” pungkas Valerie. ***