“Bingung bagaimana memberikan suara, sosialisasi lemah, Komisioner KPU ongkang-ongkang kaki di kantornya,” ucapnya lagi.
Kondisi ini, kata Amran, harus menjadi pelajaran bagi KPU untuk berbenah menghadapi PSU DPD khususnya di Sumatera Barat (Sumbar). Menurutnya, KPU harus memperbaiki kesalahan agar tidak terulang di pemilu lima tahun mendatang yang digabung antara pileg dan pilpres.
“Ya, ini harus dicatat dan diperbaiki. Pilpres mendatang digelar serentak dan lebih krusial. Jika komunikasi dan sosialisasi belum dilakukan maksimal, partisipasi pemilih akan lebih anjlok lagi,” katanya.
Sementara itu, Ketua KPU Pessel, Aswandi mengaku, sudah memaksimal dalam menggaet tingkat partisipasi pemilih di Pemilu 2024. Namun, kata dia, hingga hasil penghitungan suara hanya tercapai 76.6 persen dari target nasional 79,5 persen.
“Ya, itu hasil partisipasi kita di Pemilu 2024, dan tentu akan kita maksimalkan lagi dan bisa minimal sama di PSU DPD,” ujarnya.
Lebih lanjut dijelaskannya, terkait hasil partisipasi ini pihaknya bakal memaksimalkan sosialisasi baik di jajaran KPU maupun dengan melibatkan stakeholder serta melalui media sosial.
“Ini akan kita maksimalkan sosialisasi melalui jajaran badan adhoc. Tentu kita berharap partisipasi ini tercapai maksimal,” tuturnya.