SUMBARKITA.ID — Indikator Politik Indonesia merilis hasil survei nasional terkait vaksinasi Covid-19. Dari hasil survei nasional tersebut terungkap jumlah masyarakat yang tidak bersedia divaksin masih cukup tinggi.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengungkapkan, sebanyak 41 persen responden menyatakan tidak bersedia menerima vaksin. Sedangkan warga yang bersedia divaksin mencapai 54,9 persen.
“Yang mengagetkan saya secara pribadi, meskipun surveinya telah dilakukan setelah Presiden Jokowi sendiri langsung menjadi orang pertama divaksin, itu masih banyak yang tidak bersedia. Total 41 persen kurang bersedia atau sangat tidak bersedia,” kata Burhanuddin dalam rilis survei dikutip Senin (22/2/2021).
Ia mengatakan, berdasarkan survei pihaknya di bulan Desember lalu ada 43 persen responden tidak bersedia divaksin. Sehingga pasca pemberian vaksin kepada Jokowi belum memberikan dampak kepada kesediaan warga.
“Survei kami di bulan Desember, yang tidak bersedia, atau sangat tidak bersedia 43 persen. Jadi turun hanya 2 persen, efek presiden Jokowi. Ada tapi efeknya cuma 2 persen menurunkan mereka yang awalnya tidak bersedia menjadi bersedia,” tuturnya dilansir Indozone.
Adapun alasan mereka beragam, terutama karena alasan efek samping vaksin yang belum dipastikan 54,2 persen, kemudian efektivitas vaksin 27 persen. Lalu merasa kondisi tubuhnya sehat ada 23,8 persen, tidak mau membayar vaksin 17,3 persen dan mungkin vaksin tidak halal 10,4 persen.
Survei dilakukan menggunakan telepon kepada 1.200 responden yang dipilih random sampling. Kemudian untuk margin of error survey ini kurang lebih 2,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. (sk/indozone)