SUMBARKITA – Mulai tanggal 1 Juli lalu, Pertamina sudah memulai uji coba pembatasan pembelian bbm bersubsidi untuk kendaraan roda empat tahap 1 di beberapa kota/kabupaten dengan menggunakan aplikasi MyPertamina.
Untuk wilayah Sumatra Barat ada empat kabupaten kota yang sudah memberlakukan pembatasan dengan menggunakan aplikasi MyPertamina, yakni Padang panjang, Tanah Datar, Agam, dan Bukittinggi.
Kendatipun kota Padang belum diberlakukan, namun tidak menutup kemungkinan pada tahap berikutnya akan masuk dalam program tersebut.
Meskipun bertujuan agar subsidi tepat sasaran, namun penerapan dan pendaftaran akun yang dinilai merepotkan jadi kecemasan bagi supir angkot di Padang.
Baca Juga : Tak Hanya Kendaraan Pribadi, Angkot Juga Harus Daftar MyPertamina Biar Dapat BBM Subsidi
Fakri (20) salah seorang supir angkot saat ditemui SumbarKita menilai bahwa penggunaan MyPertamina akan menyulitkan, bukan hanya soal pendaftaran namun juga kondisi ekonomi para supir.
“Ya selain ribet mesti mendaftar dulu, lalu tunggu konfirmasi, belum lagi harus punya smartphone. Kan tidak semua supir punya atau mampu membeli smartphone, terus bagaimana jika ada sopir tidak punya (hp),” ungkapnya.
Ia berharap, agar pengisian bbm kembali dengan cara normal. Atau supir angkot diberi pengecualian.
Baca Juga : Hati-hati Aplikasi MyPertamina Palsu
Sementara hal tak jauh berbeda diungkapkan Iwan (19), supir angkot jurusan Pasar Raya – Kalawi tersebut berharap untuk pembayaran pembelian BBM menggunakan uang tunai saja, karena lebih praktis.
“Kami para sopir tidak begitu mengerti jika mesti isi saldo aplikasi dulu, jadi bagusnya tetap pakai uang tunai, praktis,” ujarnya.
Ia juga masih mempertanyakan aturan sebelumnya tentang pelarangan penggunaan handphone (Hp) di area SPBU. “Lalu bagaimana menggunakan Hp, bukannya selama ini dilarang?” katanya sambil tertawa. (rian)