Sumbarkita — Muhammad Omar Alfatih, siswa kelas 2 sekolah dasar (SD) di Kota Pariaman, meninggal dunia setelah menjalani perawatan akibat komplikasi pada ginjalnya. Bocah berusia delapan tahun itu diduga mengalami perundungan di sekolah sebelum kondisi kesehatannya memburuk.
Menurut Yusra Wati, tante Fatih, Fatih mulai mengeluhkan sakit pada tubuhnya sejak 26 Februari 2025. Ia menyebut bahwa kaki Fatih membengkak, dan Fatih merasakan nyeri di sekujur tubuhnya.
Wati menjelaskan bahwa keponakannya mulai jatuh sakit setelah mengalami kekerasan di sekolah pada 20 Februari 2025. Ia mengatakan bahwa keluarganya segera membawa Fatih ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M. Yamin Pariaman, tempat ia dirawat selama seminggu.
“Dari hasil pemeriksaan dokter, ginjalnya mengalami kerusakan dengan robekan sepanjang 1,6 cm. Karena kondisinya tidak membaik, Fatih dirujuk ke Rumah Sakit M. Djamil Padang,” ujar Wati kepada wartawan di rumah duka, Kota Pariaman, Rabu (19/3).
Di rumah sakit tersebut, kata Wati, Fatih harus menjalani perawatan intensif selama 20 hari, termasuk dua kali cuci darah. Ia menginformasikan bahwa pada 15 Februari dokter melakukan endoskopi. Setelah itu, katanya, Fatih sempat dibawa pulang. Namun, kondisi Fatih terus memburuk: tubuhnya membesar, sementara kakinya mengecil.