3. Era Modernisasi
– Pada dekade 1970-an hingga 1980-an, pemerintah Indonesia mulai fokus pada pembangunan infrastruktur yang lebih modern. Jalur Sitinjau Lauik diperbaiki dengan penambahan aspal dan perbaikan struktur jalan untuk menahan beban kendaraan berat.
– Modernisasi ini tidak hanya meningkatkan keselamatan dan kenyamanan perjalanan, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi regional dengan mempermudah distribusi hasil pertanian dan komoditas lainnya dari pedalaman ke kota Padang.
4. Pengembangan Wisata
– Pada dekade 1990-an dan 2000-an, jalur Sitinjau Lauik mulai dikenal sebagai destinasi wisata karena pemandangan alamnya yang indah. Pemandangan perbukitan yang hijau dan laut yang membentang luas menarik minat wisatawan lokal dan mancanegara.
– Pemerintah daerah dan masyarakat setempat mulai mengembangkan berbagai spot wisata di sepanjang jalur ini, seperti Panorama Sitinjau Lauik, yang menawarkan tempat istirahat dan pemandangan spektakuler.
5. Tantangan dan Perbaikan
– Meskipun jalur ini sangat penting, Sitinjau Lauik juga dikenal sebagai salah satu jalan yang cukup berbahaya karena tikungan tajam dan tanjakan curam. Banyak terjadi kecelakaan, terutama melibatkan kendaraan berat.