PADANG, SUMBARKITA – Keterikatan alam dan manusia menjadi gagasan utama dalam pertunjukan bertajuk Tradisi Pabetai Sikerei Sang Penyembuh yang dipentaskan di pelataran Museum Adityawarman, Sabtu (3/9/2022).
Pertunjukan yang digarap Sanggar Seni Sipaumat membawa pesan bahwa alam bukan hanya tentang tumbuhan, laut, dan hewan semata.
Terdapat hal-hal yang berkaitan dengan nilai spiritual. Pertunjukan ini kian menegaskan interaksi panjang yang terjalin antara manusia dan alam akan melahirkan kebudayaan.
Pertunjukan yang dimulai pukul 14.30 WIB ini menceritakan tentang pasangan suami istri yang tengah mencari bahan makanan.
Kemudian di perjalanan mereka melanggar pantangan yang membuat sang suami jatuh sakit.
Setelah mencoba berobat ke dokter, secara medis suami dalam keadaan baik-baik saja dan tidak ditemukan penyakit di dalam dirinya.
Suami yang terus merasa sakit, kemudian dibawa untuk diobati seorang Sikerei. Sikerei merupakan cara pengobatan yang dilakukan melalui pengetahuan, keahlian, serta keterampilan akan pengobatan dan tanaman obat.
“Sikerei dalam menjalankan pengobatan perlu mencari obat dari hutan. Karena itu kita perlu menjaga hutan, tentu masyarakat Mentawai perlu bekerja sama dengan pemerintah untuk itu,” ujar Sutradara Pertunjukan, Aron Tasirikeru usai pementasan.
Menurut Aron Tasirikeru Lebih keterkaitan alam dan manusia merupakan hal yang amat vital. Ia menegaskan menjaga alam adalah menjaga kehidupan manusia itu sendiri.
Selain menjadi sutradara, Aron Tasikeru juga merupakan penulis naskah pertunjukan. Sementara Agustinus bertindak sebagai Asisten Sutradara.
Sementara aktor pementasan antara lain, Agnes Sala Saluluplup, Ambrosius Telepon, Albertus Keliak, Nobertus Sereming, dan Yune Satoleuru.
Agustinus Dungut Satoleuru, Desantinus, Ajik Sadodolu, dan Evianna Saruruk bertindak sebagai Penata Musik. (*)
Editor: RF Asril