Sumbarkita – Di balik nama SMA Negeri 2 Bukittinggi, tersimpan kisah panjang tentang sejarah pendidikan di Indonesia. Sekolah ini tidak sekadar institusi pendidikan menengah biasa.
Dikenal dengan banyak nama seperti Kweekschool, Sekolah Raja, SMA Birugo, atau Smanda, sekolah ini telah berdiri sejak tahun 1856 dan menjadi salah satu SMA tertua di Tanah Air.
Dari Sekolah Guru ke Sekolah Rakyat
Awalnya, sekolah ini bernama “Kweekschool” atau Normalschool, didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk mencetak guru-guru bumiputera. Ini adalah sekolah guru pertama di luar Pulau Jawa, mengikuti jejak Kweekschool di Surakarta.
Lokasinya dipilih karena Bukittinggi dianggap strategis dan memiliki tradisi pendidikan yang cukup baik kala itu.
Gedung pertamanya adalah Rumah Bicara, sebuah bangunan dua lantai yang juga digunakan pemerintah untuk rapat. Seringkali kegiatan belajar terganggu karena berbagi tempat dengan urusan administrasi kolonial.
Belajar di Tengah Keterbatasan
Meski fasilitas minim, antusiasme belajar tetap tinggi. Kurikulumnya masih sederhana, dengan pelajaran seperti membaca, menulis, berhitung, dan sedikit bahasa Belanda.
Ilmu mendidik, yang seharusnya menjadi inti sekolah guru, justru belum diajarkan. Murid-murid belajar dalam dua sesi bergiliran, dan sebagai bentuk dukungan, mereka diberi uang saku serta dibebaskan dari uang sekolah.