Agam- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Agam meniadakan kegiatan di luar kelas di sejumlah sekolah yang terdampak erupsi Gunung Marapi.
Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Agam, Isra mengatakan kegiatan berupa olahraga, upacara, kultum dan lainnya ditiadakan.
Ia mengungkapkan, hingga saat ini siswa masih melakukan kegiatan belajar tatap muka dengan ketentuan harus memakai masker.
“Sekolah juga diberikan kewenangan untuk mengambil keputusan jika terjadi peningkatan abu vulkanik,” ujar pada Jumat, 19 Januari 2024.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, kewenangan tersebut berupa menghentikan pembelajaran di sekolah, mengurangi jam pelajaran, memulangkan siswa lebih cepat atau untuk sementara mengumpulkan siswa di tempat yang aman.
“Ini dalam rangka mengurangi risiko dampak erupsi bagi siswa dan siswi,” kata dia.
Isra menyebutkan, jumlah sekolah yang berada di sekitar Gunung Marapi sebanyak 38 unit, yakni terdiri dari SD 32 unit, SMP enam unit dengan jumlah siswa sekitar ribuan.
“Sebanyak 17 SD dan tiga SMP di Kecamatan Canduang. Sementara itu, di Kecamatan Sungai Pua ada 15 unit SD dan tiga unit SMP,” terangnya.
Ia menyampaikan, berdasarkan pendataan, kedua kecamatan tersebut merupakan daerah yang paling dekat dengan Gunung Marapi.
Diberitakan sebelumnya, Gunung Marapi yang sebelumnya level II Waspada naik menjadi level III Siaga pada Selasa, 9 Januari 2024.