SUMBARKITA.ID — Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi bicara adanya aksi para spekulan dan mafia di balik langkanya minyak goreng di pasaran. Ini disampaikan Lutfi dalam rapat bersama Komisi VI DPR RI pada Kamis (17/3).
Menurut Lutfi, secara teori pasokan minyak goreng semestinya lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Dengan dijalankannya kebijakan DMO dan DPO, Kemendag berhasil mengumpulkan sebanyak 720.612 ton.
Sebanyak 551.069 ton atau setara 570 juta liter, kata Lutfi, telah didistribusikan dalam kurun waktu kurang lebih sebulan terakhir. Sayangnya, fakta di lapangan berkata lain.
Lutfi sendiri mengaku dari aksi blusukannya, kerap mendapati pasar dan supermarket tak memiliki minyak goreng. Ia kemudian menyebut adanya indikasi pelaku mafia yang bermain di balik raibnya stok
“Jadi spekulasi kita, deduksi kami, ada orang yang mendapat, mengambil kesempatan di dalam kesempitan. Ini 3 kota ini satu industri ada di sana, kedua ada pelabuhan,” ujar Lutfi dalam rapat yang disiarkan virtual, Kamis (17/3).
Jadi kalau keluar dari pelabuhan rakyat, satu tongkang bisa 1 juta liter, dikali Rp 7-8 ribu, ini uangnya Rp 8-9 miliar rupiah. Kemendag tidak bisa melawan penyimpangan tersebut,” sambungnya.
Lutfi mengaku kewenangan Kemendag berdasarkan aturan, tidak cukup kuat untuk bisa memburu para mafia ini. Saat ini, kata Lutfi, dugaan adanya mafia tersebut telah ia laporkan ke Satgas Pangan serta kepolisian agar dapat diusut.
Lutfi pun kembali menyampaikan permintaan maaf karena tidak bisa memberangus praktik-praktik yang menurutnya dilakukan oleh orang-orang yang jahat dan rakus.
“Jadi ketika harga berbeda melawan pasar, dengan permohonan maaf Kemendag tidak dapat mengontrol. Karena ini sifat manusia yang rakus dan jahat, ini tidak bisa dikesampingkan sifat manusia yang rakus dan jahat,” pungkas Mendag Lutfi dilansir Kumparan.com. (*)