PADANG, SUMBARKITA – Jon Wahid (52) seorang pelukis alumni Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta menyimpan berbagai hasil karyanya di sebuah bangunan kayu yang diberi nama Rumah Anjuang.
Rumah Anjuang yang terletak di Kelurahan Tanah Sirah Piai Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang itu tak hanya menyimpan karya-karya lukisan, tapi juga dipenuhi dengan berbagai buku yang kebanyakan merupakan hasil sumbangan rekan-rekan Jon.
Jon bertujuan menjadikan tempat yang didirikan sejak 2018 lalu di kampung halamannya itu sebagai museum dan rumah baca.
“Niat saya pada awalnya untuk tempat silaturrahmi, sekalian saya taruh juga karya-karya saya di sini,” ucap Jon.
Lukisan karya Jon Wahid banyak terinspirasi dari pemandangan alam. Ia menyebut aliran lukis yang ditekuninya surealiatik.
Sebelumnya, Jon juga berpengalaman sebagai ketua Pasar Seni di Taman Budaya Sumbar.
“Dulu ada Pasar Seni di Taman Budaya, saya sempat jadi ketua. Tapi setelah Pasar Seni vakum, karya-karya saya pindahkan,” jelasnya.
Jon percaya diri Rumah Anjuang suatu saat bisa menjadi museum. Selain karena menyimpan banyak karya, latar belakang Jon sebagai keturunan keluarga perajin sulaman benang emas yang sempat menjadi primadona di Sumbar secara tidak langsung juga dapat mendukung terwujudnya rencana itu.