SUMBARKITA.ID — Hingga akhir Agustus 2022, angka inflasi Sumatera Barat masih diatas angka 5 persen. Atau lebih pasnya diangka 5,48 persen.
Angka ini sudah lebih baik dari bulan sebelumnya yang mencapai 8,01 persen. Dimana saat berada di angka 8,01 persen tersebut, Sumatera Barat sempat disindir oleh Presiden Jokowi pada 18 Agustus 2022 silam, sebagai 5 daerah yang menyumbangkan inflasi ke Indonesia.
Walaupun laju inflasi Sumbar sudah mulai berangsur turun. Namun, masih berada di posisi tidak aman dengan angka diatas 5 persen.
Hal ini didorong oleh komoditas rokok yang menjadi penyumbang tertinggi inflasi di Sumbar.
Merujuk data Badan Pusat Statistik yang dikeluarkan pada, Kamis, (01/09/2022) menyatakan bahwa rokok filter dan rokok kretek menyumbang angka inflasi sebesar 0.1 persen.
Perubahan harga sebesar 3,24 persen pada komoditas ini, mendorong inflasi sebesar 0.07 persen.
Disusul oleh komoditas Beras yang mengalami kenaikan harga 1.46 persen mendorong inflasi sebesar 0,06.
Selain rokok dan beras, telur yang belakangan sempat mengalami kenaikan harga juga ikut mendorong inflasi.
Perubahan harga sebesar 1,88 persen mendorong inflasi Sumatra Barat sebesar 0,02 persen.
Sementara itu cabe merah, komoditas yang menjadi pemicu inflasi beberapa bulan yang lalu ini pada Juli mengalami penurunan harga mencapai 28,37 persen ikut menghambat laju inflasi.
Cabe merah menghambat inflasi sebesar 0,83 persen.
Bawang merah yang juga mengalami penurunan harga sebesar 20,94 persen.
Cabai Rawit juga ikut menekan angka inflasi. Dengan penurunan harga mencapai 34,31, komuditas ini menekan 0,02 persen laju inflasi.
Editor : Hajrafiv Satya Nugraha