SUMBARKITA.ID — Posisi Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengalami kekosongan.
Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun pun membeberkan kriteria untuk menjadi seorang Juru Bicara Presiden Jokowi.
Menurutnya, Juru Bicara Presiden Jokowi itu mesti vokal membela pemerintah.
Lantas, ia pun langsung mengusulkan nama Ali Mochtar Ngabalin dan Ferdinand Hutahaean untuk dijadikan sebagai Juru Bicara Presiden Jokowi.
“Pendamping Presiden Jokowi mesti yang vokal dalam membela pemerintah,” ujarnya melalui kanal YouTube Refly Harun, Senin, 25 Oktober 2021.
“Jadi Ferdinand Hutahaean, Ngabalin, dan beberapa nama lain. Tapi utamakan dua nama ini untuk jadi Juru Bicara Presiden,” sambung dia.
Usulan ini tidak lepas dari momen pengangkatan Fadjroel Rachman menjadi Duta Besar Indonesia untuk Kazakhstan.
“Hari ini, Fadjroel Rachman diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kazakhstan,” kata Refly Harun.
“Salah satu usulan saya jadikan Ngabalin sebagai Juru Bicara Presiden. Maksudnya biar jelas sikap istana itu seperti apa. Mau menjelaskan kebijakan pemerintah atau mengintai orang lain,” tambahnya.
Di samping itu, ia juga menilai Ali Mochtar Ngabalin dan Ferdinand Hutahaean sebagai sosok yang kerap membawa-bawa nama istana ketika memberikan sebuah statement di hadapan publik.
“Kalau untuk mengintai orang lain, cocok sekali kak Ngabalin, Ferdinand Hutahaean untuk jadi Juru Bicara Presiden,” ungkapnya.
“Ngabalin dan Ferdinand Hutahaean itu kerap berbicara dengan membawa-bawa nama istana,” lanjut dia.
Terlebih lagi dirinya menganggap Fadjroel Rachman sebagai sosok yang lembek apabila dibandingkan dengan Ali Mochtar Ngabalin dan Ferdinand Hutahaean.
“Mungkin Fadjroel Rachman dianggap terlalu lembek sehingga diparkir ke posisi Duta Besar,” ungkap Refly Harun dikutip dari Fajar.co.id. (*)