Terkait kasus diare massal di Kecamatan Sutera tersebut, saat ini pihaknya sedang mendalami penyebabnya. Untuk kepastian lebih lanjut, pihaknya mendapatkan bantuan penyelidikan dari labor Unand. Sedangkan untuk biaya pengobatan dan perawatan digratiskan.
“Dugaan sementara dikarenakan akibat masyarakat mengkonsumsi air minum yang tidak sehat sejak pasca banjir kemarin. Peristiwa itu diduga akibat sumber mata air yang biasa digunakan masyarakat tercemar bakteri e-coli,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar, Lila Yanuar membenarkan bahwa kasus diare tersebut membuat tiga orang balita meninggal dunia dan 122 jiwa tengah mendapat perawatan di Puskesmas hingga ke rumah sakit di Pesisir Selatan.
“Hal yang telah dilakukan saat ini, Dinkes telah mengambil sampel, dan pengujian sampel dilakukan langsung oleh dr Andani. Jadi, uji laboratorium untuk memastikan virus jenis apa yang menyerang balita itu,” katanya pada wartawan di Padang.
Lila mengaku perlu ada pembahasan lebih lanjut dengan pemerintah setempat.
Pihaknya juga tidak menepis kemungkinan akan melakukan uji kualitas air dari setiap penjual air galon mineral yang ada di wilayah Kecamatan Sutera, Lengayang, termasuk di Kecamatan Batang Kapas.
“Laporan yang kami terima, kasus diare ini dari pasien yang ditangani, berasal dari Sutera, Lengayang, dan Batang Kapas,” ucapnya lagi.