Dijelaskannya, saat itu Aldelia lari ke arah WC sekolah dengan niat mencari air untuk memadamkan api lantaran temannya pada kabur usai melihat Aldelia terbakar.
“Rupanya WC sekolah terkunci. Lalu anak saya lari ke dalam kelas, baru lah diketahui oleh guru. Guru menyuruh Aldelia berguling-guling di tanah agar api padam,” kata Murniati.
Ternyata sudah terlambat, lanjutnya, api padam namun tubuh Aldelia mendera luka bakar, nyaris disekujur tubuhnya.
“Anak saya menjerit kesakitan. Lalu dibawa ke Puskesmas terdekat dan dirujuk ke rumah sakit di Lubuk Basung. Setelah itu dirujuk lagi ke Padang, di RSUP M Djamil Padang,” katanya.
Di Padang, Aldelia mendapatkan perawatan kurang dari dua bulan. Pihak rumah sakit menyuruhnya pulang dan dikasih pelayanan rawat jalan.
“Pihak rumah sakit mengatakan bahwa luka anak saya sudah kering, sudah bisa dibawa pulang namun setelah diperhatikan ternyata masih berat lukanya,” ulas Murniati.
Betapa tidak, saat diperhatikan, bekas luka bakar di tubuh Aldelia masih berdarah dan basah, apalagi pada bagian belakang.