SUMBARKITA.ID — Israel dan Palestina menyepakati gencatan senjata pada Sabtu (22/5/2021). Meski mengakhiri aksi saling serang di Jalur Gaza, perang selama 11 hari antara kedua negara ini menyebabkan kerugian materil dan jatuhnya korban jiwa yang tak sedikit.
Seperti dituliskan Arabnews, Minggu (23/5) serangan altileri di Jalur Gaza menghancurkan sebanyak 17 ribu rumah dan kawasan bisnis, 53 sekolah, 6 rumah sakit, 4 masjid, dan rusaknya 50% infrastruktur pasokan air di Gaza. Hal ini menyebabkan 800 ribu orang tak bisa mengakses air bersih.
“Kerugian finansial dari serangan Israel mencapai US$ 150 juta [sekitar Rp 2,10 triliun dengan rerata kurs Rp 14.000 per US$],” kata Naji Sarhan, pejabat di Kementerian Pekerjaan dan Perumahan Gaza.
Namun, korban jiwa adalah yang paling menghancurkan. Serangan Israel menewaskan sedikitnya 248 warga Palestina, termasuk 66 anak-anak, dan sebuah badan pengungsi di Gaza telah meluncurkan program khusus untuk membantu kaum muda yang mengalami trauma akibat kekerasan tersebut.
Di antara mereka adalah orang-orang yang selamat dari serangan Israel yang menghancurkan minggu lalu di Jalan Al-Wehda di Kota Gaza, di mana sedikitnya 42 orang tewas dan lebih dari 50 lainnya luka-luka.
Reuters menuliskan, Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengajukan penambahan anggaran sebesar US$38 juta (sekitar Rp 545 miliar) untuk membantu menyediakan kebutuhan dasar para penduduk Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat.
Israel juga mengalami kerugian akibat peperangan dengan milisi Palestina. Salah satunya pipa minyak milik perusahaan energi milik negara rusak terkena roket Hamas.
Selain itu, Dewan Keamanan PBB menyerukan agar kedua negara mematuhi secara penuh gencatan senjata. (*/sk)