Sumbarkita – Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas IIB Pariaman, Sahduriman, mengungkapkan kondisi memprihatinkan yang terjadi di dalam lapas.
Saat ini, banyak warga binaan lanjut usia (lansia) yang mendekam di balik jeruji besi akibat kasus pencabulan, dan yang lebih ironis, mayoritas korban adalah anggota keluarga mereka sendiri.
Namun, setelah para lansia ini menjalani hukuman, keluarga mereka seolah lepas tangan. Ketika mereka jatuh sakit hingga meninggal dunia di dalam lapas, tak ada satu pun keluarga yang datang untuk bertanggung jawab.
“Kami menghadapi dilema besar di sini. Banyak warga binaan lansia yang sakit-sakitan karena usia dan kondisi kesehatan yang menurun. Namun, keluarganya seakan tak mau tahu. Saat mereka sakit, pihak lapas yang mengurus. Saat mereka meninggal, kami juga yang harus menangani pemakaman,” ujar Sahduriman, Sabtu (8/3).
Tak Ada Anggaran Khusus
Menurut Sahduriman, Lapas Pariaman tidak memiliki anggaran khusus untuk membiayai perawatan medis warga binaan yang sakit, apalagi untuk biaya pemakaman. Namun, dalam banyak kasus, seluruh tanggungan tetap jatuh ke pihak lapas.
“Lapas ini bukan rumah sakit, tapi kami sering menghadapi situasi di mana para napi lansia harus mendapatkan perawatan khusus. Kalau ada yang sakit parah, kami harus merujuk mereka ke rumah sakit. Biayanya? Lagi-lagi Lapas yang menanggung,” tambahnya.
Salah satu contoh terbaru adalah kasus seorang warga binaan berinisial JA (67), yang mengalami serangan jantung dan harus dilarikan ke rumah sakit terdekat. Keluarga JA tak memberikan perhatian sedikit pun terhadap kondisinya, sehingga pihak lapas yang harus bertanggung jawab atas seluruh biaya perawatannya.