Pariaman – Penjabat (Pj) Wali Kota Pariaman Roberia mengungkap ada sikap rasis di daerah setempat. Roberia mengaku ikut menjadi korban rasisme itu.
Roberia menyebut, sikap rasis itu dilontarkan oleh beberapa pejabat di lingkungan Pemko Pariaman serta warga lainnya. Dia menilai perilaku demikian bisa menghambat kemajuan kota Tabuik itu.
Roberia menjelaskan bahwa ia sering mendengar bahwa ada oknum yang mengutamakan istilah “asli Pariaman”. Kata tersebut ditujukan untuk pemimpin yang harus asli orang Pariaman.
“Mereka menyebutkan kalau saya bukan orang asli Pariaman. Itu selalu digemborkan. Nah jika saya bukan orang Pariaman, bukankah saya orang Minangkabau,” ujar Roberia kepada Sumbarkita, Selasa (4/5/2024).
Dia lantas bertanya, apakah orang Pariaman bukan orang Minang atau sebaliknya.
Menurut Roberia, sikap rasis yang ditunjukkan oleh sebagian pejabat dan warga Pariaman akan berdampak pada perkembangan daerah setempat.
“Jangan membuat orang malas ke Pariaman dengan kalimat, asli, asli, asli, itu terus. Kita ini di Minangkabau yang memakai falsafah Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah. Kembalilah ke ABS-SBK agar tidak ada lagi rasis di Pariaman,” ujarnya.
Roberia menyayangkan tindakan oknum-oknum yang dinilainya rasis tersebut dan berharap ke depan orang Pariaman bisa lebih terbuka.
“Lihat dan nilailah orang itu dari kebijakannya bukan asal usulnya. Pariaman tidak harus dipimpin oleh orang asli Pariaman. Karena Pariaman juga Minangkabau dan Pariaman juga Indonesia,” imbuhnya.