PADANG, SUMBARKITA.ID – Warga lingkungan Kampus Universitas Andalas tengah dihebohkan dengan isu pelecehan seksual sesama jenis secara verbal yang terjadi pada 3 orang mahasiswa baru masuk di tahun 2022 ini.
Pelecehan ini pun diungkap oleh akun Instagram @infounand yang memposting keterangan dari teman korban. Keberanian untuk mengungkap ini dikarenakan banyak mahasiswa baru yang sudah resak dan tidak nyaman dengan intimidasi dari terduga pelaku yang memiliki orientasi seksual yang menyimpang.
Bahkan aktivis mahasiswa Unand pun telah membuka posko pengaduan kekerasan seksual sebagai respon maraknya pelecehan seksual secara verbal di lingkungan kampus.
Salah seorang korban yang meminta identitasnya disembunyikan menyebutkan terduga pelaku merupakan mahasiswa senior di Unand dan kerap mengirimkan pesan Whatsapp ajakan untuk berhubungan badan.
“Dia mahasiswa senior. Sering chat saya dan kirim pesan ajakan untuk berhubungan badan. Padahal saya ini laki-laki, sama dengan dia” ucap korban kepada SUMBARKITA.ID, Selasa (6/9/2022).
Ia juga mengatakan modus terduga pelaku selalu mengundang korban untuk datang ke kostnya. Jika tidak, akan dimaki dan dipermalukan di fakultas.
“Saya dapat ancaman. Jika tidak datang ke kost dia, akan dimaki dan dipermalukan di fakultas. Seperti Senioritas gitu,” katanya.
Korban pun memberitahu temannya perihal ajakan terduga pelaku. Spontan, teman korban langsung emosi dan berniat menghampiri terduga pelaku hanya untuk mengajaknya berkelahi.
Namun, niat tersebut urung dilakukan karena mengingat korban dan temannya masih berstatus mahasiswa baru.
“Awalnya mau kami hampiri, mau kami pukulin. Tapi setelah dipikir-pikir kami gak jadi kesana. Soalnya kami mahasiswa baru,” kata korban.
Setelah itu, korban tidak lagi merespon chat yang berbau ajakan untuk Video Call (VC) maupun chat mengarah kepada pelecehan seksual secara verbal.
Namun, diamnya korban ini ternyata membuat terduga pelaku semakin menjadi-jadi. Nomor Handphone korban disebar di grup komunitas kaum Gay di Kota Padang.
Alhasil, korban kerap mendapatkan pesan dan telepon yang menjurus pada ajakan berhubungan badan sesama jenis.
“Ini yang membuat saya gerah dan kesal. Nomor Handphone saya disebar ke komunitas orang gay. Banyak pesan dan telepon masuk yang ngajak saya berhubungan intim sesama laki-laki,” katanya.
Pesan tersebut tidak hanya datang dari kalangan mahasiswa. Tetapi datang dari berbagai usia, baik yang masih muda maupun yang sudah lanjut usia.
Atas hal ini, korban mengaku tidak nyaman dengan apa yang ia alami akibat prilaku terduga seniornya ini. Kemudian memilih untuk mengadukan pelecehan seksual secara verbal ini kepada pihak kampus.
“Karena sudah tidak nyaman lagi seperti ini, akhirnya saya berani speak up,” tutupnya. (*)
Editor : Hajrafiv Satya Nugraha