“Jika bencana seperti gempa 2009 terulang, kita diharapkan lebih siap dan mampu meminimalkan dampak kerugian serta segera bangkit pasca bencana,” tuturnya.
Andree juga mendorong edukasi kesiapsiagaan bencana sedini mungkin melalui keluarga, lingkungan, dan satuan pendidikan.
“Tujuannya adalah menciptakan kemandirian dalam proses evakuasi. Ketika bencana datang, masyarakat sudah tahu apa yang harus dilakukan dan bagaimana menyelamatkan diri serta keluarga,” tambahnya.
Rangkaian kegiatan peringatan HKB diawali dengan doa bersama dan mengheningkan cipta tepat pukul 17.15 WIB, waktu terjadinya gempa 30 September 2009. Acara dilanjutkan dengan penaburan bunga di depan Monumen Gempa Padang.
Menanggapi hal itu, Tokoh Masyakat, Fauzi Bahar Dt. Nan Sati mengatakan peran penting media saat bencana terjadi.
“Saat itu, radio yang sehari-harinya biasa saja, tiba-tiba menjadi alat yang sangat penting. Dari RRI, kami menyampaikan instruksi untuk mengungsi, karena awalnya ada peringatan potensi tsunami dari BMKG. Setelah BMKG memastikan tsunami tidak terjadi, kami mengimbau masyarakat untuk kembali ke rumah,” ungkapnya.