“Kami siap mengawasi serta membantu, termasuk dalam mengoordinasikan subkontraktor dan tenaga kerja tahap kedua,” ungkapnya.
Sementara itu, Senior Manager Business Relation dan General Affairs PT SEML, Ismoyo Argo, menjelaskan bahwa pembangunan tahap kedua ini akan memiliki kapasitas hingga 80 megawatt. Proses konstruksi direncanakan berlangsung selama 30 bulan hingga selesai pada tahun 2027.
Menurut Ismoyo, proyek ini juga membuka peluang besar bagi kontraktor lokal dan tenaga kerja masyarakat setempat. Ia menekankan pentingnya mitigasi dampak lingkungan yang mungkin timbul selama pembangunan berlangsung.
“PT SEML berkomitmen untuk meminimalkan dampak negatif demi kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan. Selain manfaat lingkungan, proyek ini juga memberikan dampak ekonomi yang signifikan,” pungkasnya.
PLTP Muara Laboh Unit 2 diperkirakan akan menyumbang sekitar Rp29 miliar hingga Rp30 miliar per tahun ke Pendapatan Asli Daerah (PAD), atau sekitar 40 persen dari total PAD Kabupaten Solok Selatan. Komposisi tenaga kerja lokal juga dioptimalkan, dengan 80 persen posisi diisi oleh masyarakat sekitar.