SUMBARKITA.ID — Politikus PKS Mardani Ali Sera menyoroti kebijakan pemerintah yang bakal kembali mengimpor garam pada tahun ini. Menurut Mardani, stok garam petani lokal masih berlimpah karena belum diserap pasar. Tak hanya itu, harga garam lokal juga saat ini sedang anjlok.
Oleh karenanya, kata Mardani, kebijakan impor justru menjadi pukulan telak bagi para petani.
Hal ini disampaikan Mardani melalui akun Twitter @MardaniAliSera, Selasa (16/3/2021).
“Stok yg melimpah krn blm diserap pasar & anjloknya harga merupakan kondisi yg sdg petani garam alami. Kebijakan impor jd pukulan yg bertubi2. Mestinya fokus bagaimana memastikan garam di tanah air, janji menghubungkan produsen garam dgn industri yg membutuhkan jg blm ditepati,” tulis Mardani.
Anggota DPR RI inipun menagih janji Presiden Joko Widodo soal swasembada garam.
“Kebijakan ini jelas bertolak belakang dengan pernyataan pak @jokowi beberapa tahun lalu yg yakin Negeri kita bisa swasembada garam. Rendahnya produksi garam nasional tidak bs dijadikan alasan krn faktanya, diberbagai daerah stok msh menumpuk di gudang krn tdk terserap pasar,” tulis Mardani.
Pada kicauan selanjutnya, Mardani menyebut pemerintah seolah tidak belajar dari pengalaman sehingga garam terus-menerus diimpor.
“Kebijakan yg trs berulang, spt tdk prnh belajar dr pengalaman sblmnya. Angka kebutuhan tiap tahun mesti sdh diprediksi tonasenya, agar ada target pengurangan impor dr tahun ke tahun yg diiringi dgn target kbjkn produksi dlm negeri. Dlm bbrp thn ke dpn,Swasembada garam bs tercapai,” tulis Mardani.
Lebih lanjut, Mardani mengungkap data Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi soal stok garam dan kebutuhannya.
“APA KABAR PETANI GARAM KITA?Menurut data @kemenkomarves total kebutuhan garam pada 2021 berjumlah 4,67 juta ton sedangkan produksi diperkirakan mencapai 2,1 juta ton. Dengan demikian hanya ada selisih 2,57 juta ton sebagai kebutuhan yang perlu ditambal dengan impor,” kicaunya.
Sebelumnya, pemerintah memutuskan tetap mengimpor garam pada tahun ini. Hal itu keputusan yang diambil dalam rapat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi beberapa waktu lalu.
“Impor garam sudah diputuskan melalui rapat Menko (Menteri Koordinator Bidang Perekonomian),” kata Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono di Indramayu dilansir dari ANTARA, Minggu (14/3/2021).
Menurut Trenggono, pemerintah saat ini masih menunggu data terkait kebutuhan garam di Indonesia. Ketika ada kekurangan pasokan, pemerintah bakal menutupnya dengan impor.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Safri Burhanuddin mengungkap total impor garam selama 2021 akan mencapai 3,07 juta ton.
Angka ini merupakan keputusan rapat Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada 25 Januari 2021 lalu. Jumlah garam yang akan diimpor naik 13,88 persen dibanding tahun lalu yang hanya berkisar 2,7 juta ton garam.
“Jadi kami akan impor, kami lihat sih 3 juta ton rencana impornya,” ujar Safri Burhanuddin dalam diskusi virtual, Rabu (10/3/2021).
Rincian impor 2021 ini terbagi menjadi 646.000 ton garam aneka pangan dan pertambangan, 2.426.000 ton garam industri atau Chlor Alkali Producer (CAP) dan 5.501 ton garam untuk farmasi, proanalisa, sampai kosmetik.
Menurut data Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, total kebutuhan garam pada tahun ini mencapai 4,67 juta ton.
Sedangkan produksi garam lokal diperkirakan hanya 2,1 juta ton. Dengan demikian, terdapat selisih 2,57 juta ton. Selisih itulah yang nantinya ditutupi dengan garam yang dimpor dari luar negeri. (ag/sk)