“Rangkayo… Rangkayo….,” suara itu bagai kors dan Rangkayio Rasuna Said digiring menyibak massa. Ia dibawa pergi. Ini, Selasa 29 November 1932 Rangkayo Rasuna Said ditangkap pada siang yang garang.
Rasuna Said adalah tokoh perempuan yang menyadarkan kaumnya; majukan perempuan dengan pendidikan agar mereka merdeka.
Sebagaimana novel-novel KJ sebelumnya, kisah-kisah perjuangan pendidikan merupakan sebuah gerakan membangkitkan kesadaran atas kemajuan zaman. Memang belum ada teori lain, perubahan sosial umumnya terjadi karena pendidikan.
Semangat sejarah dan kesadaran tersebut membuat KJ kian produktif menyampaikan kisah-kisah berharga untuk generasi sekarang dalam versi novel. Wartawan Utama ini telah merilis novel biografi ulama-ulama besar Minangkabau; Inyiak Sang Pejuang, Syekh Sulaiman Arrasuli (Republika, 2020), Perempuan yang Mendahului Zaman, Syekhah Rahmah el Yunusiyyah, Pendiri Sekolah Perempuan Pertama di Indonesia.
Lalu, Diniyyah Puteri (Republika, 2020), Syekh Ibrahim Musa Parabek, Sang Ulama Penggerak (Republika, 2022), Syekh Ahmad Khatib al Minangkabawi, Guru Para Ulama Indonesia (Republika, 2023) dan Rasuna Said Singa Podiun (Republika 2024).
“Sebagai salah seorang pembaca naskah-naskah novel ini sebelum diterbitkan, saya merekomendasikan agar di rumah kita ada novel-novel karya Khairul Jasmi. Bacaan yang layak bagi semua, menyadarkan pentingnya keadaan sekarang kita syukuri dibanding pada masa lalu. Lalu muncul kesadaran terus berjuang untuk lebih baik dari waktu ke waktu,” ujar Abdullah Khusairi, dosen Literasi Media pada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, UIN Imam Bonjol Padang.