SUMBARKITA.ID – YP, laki-laki berusia 23 tahun warga Kampung Pasar Ambacang, Kenagarian Barung-Barung Balantai, Kecamatan Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), pelaku pembacokan terhadap pamannya sendiri akhirnya buka suara. Korban dalam peristiwa berdarah ini adalah pamannya sendiri, M (58).
Korban dan pelaku tenyata tinggal dalam satu rumah. YP menyebut pembacokan itu merupakan puncak kemarahan terhadap pamannya.
“Saya kasihan, melihat ibu saya dicekik begitu. Saya tidak tega orang tua saya dibentak-bentak. Langsung spontan saya ambil parang dan saya bacok. Ya, itu awalnya,” ujar YP saat ditanya langsung oleh Kapolres Pesisir Selatan, AKBP Novianto Taryono di Mapolres Pessel, Jum’at (27/1/2023).
YP mengaku, selama ini dia bersama orangtuanya sering ditindas oleh korban yang merupakan pamannya sendiri.
“Selama ini, saya yang cari uang untuk keluarga, dia (korban) tidak pernah membantu kami,” ucapnya lagi.
Sebelumnya, korban dan orangtua pelaku Y (48) sempat terlibat pertengkaran adu mulut. Pertengkaran tersebut menyoal harta tanah pusaka tinggi yakni kebun durian dan gambir.
Baca Juga:Â Keponakan yang Bacok Paman hingga Tewas di Pesisir Selatan Ditangkap
Menurut YP, harta tanah pusaka yang seharusnya dikelola oleh orangtuanya dikelola oleh korban. Hasil kebun dari tanah pusaka tinggi tersebut juga tidak pernah dibagi.
YP menyebut, awalnya ia tidak berniat untuk membunuh pamannya. Tapi karena orangtuanya dicekik saat bertengkar dengan korban, maka secara spontan ia pun langsung mencari parang ke dapur dan membacok leher pamannya.
“Setelah saya bacok, saya lari ke belakang,” katanya.