PADANG, SUMBARKITA.ID – Aksi damai yang dilakukan oleh ratusan guru Honorer lulus Passing Grade ambang batas PPPK di gedung DPRD Padang, Senin (22/8/2022) menguak fakta baru. Sebelum membubarkan diri pada pukul 17.00 WIB, para guru meminta Walikota Padang, Hendri Septa untuk ‘Gentleman’ dan mengakhiri drama kucing-kucingan.
Hal ini diungkapkan oleh salah seorang guru SD, inisial W kepada SUMBARKITA.ID di halaman gedung DPRD Kota Padang.
“Pak Walikota, sudahlah akhiri drama kucing-kucingan ini pak. Gentleman lah sebagai pemimpin,” ucap W.
Alasan W berkata begitu setelah seharian melakukan aksi damai, tetapi Walikota Padang tidak muncul di hadapan peserta aksi. Padahal rencana aksi ini sudah diketahui jauh hari oleh Walikota Padang.
“Sudah seharian aksi ini berlangsung, Walikota tidak muncul juga. Seperti kucing-kucingan. Sama seperti di Jakarta kemarin saat ke Kemenpan-RB,” katanya lagi.
Disampaikan W, saat rombongan Walikota Padang ke Kemenpan-RB memang ada perwakilan Guru Honorer yang ikut. Namun, hanya sampai di Jakarta saja. Tidak ada kesempatan perwakilan guru honorer ini untuk bisa bertemu dan berdiskusi langsung dengan Walikota.
“Kucing-kucingannya sudah sejak dari Jakarta. Sampai aksi di DPRD sekarang masih juga kucing-kucingan,” katanya.
Permintaan para guru untuk mendapatkan kejelasan kapan akan diangkat menjadi PPPK ini cukup beralasan. Dimana Kemenpan-Rb sudah mengeluarkan aturan untuk menghapus seluruh tenaga honorer di awal Januari 2023.
“Untuk itu kami minta kejelasan secepatnya. Januari 2023 sebentar lagi. Bagaimana dengan nasib kami yang belum juga diangkat menjadi PPPK,” katanya.
Kekhawatirannya juga bertambah mengingat secara usia, banyak dari guru honorer yang lulus Passing Grade yang sudah di atas 35 tahun.
Ia juga menjelaskan bahwa sebenarnya selain guru yang telah lulus 1228 passing grade masih ada banyak guru honorer lainnya di Kota Padang. (*)
Editor : hajrafiv Satya Nugraha