“Sekarang masih minim minat anak muda untuk olahraga Lempar Pisau dan Kapak ini. Padahal disini mereka bisa mengasah diri baik keterampilan maupun pengetahuan,” katanya.
Dalam olahraga lempar pisau, pisau yang digunakan tidak harus seragam. Jadi berbagai jenis pisau bisa dipakai, termasuk senjata tradisional. Namun setiap pisau dan kapak yang akan dimainkan harus sesuai dengan standar.
umumnya pelaku olahraga lempar pisau memang orang-orang yang punya minat dan naluri yang tajam.
“Karena melempar pisau itu tidak hanya bertumpu pada kelenturan tangan saja. Tapi mampu memadukan gerakan tangan dan pikiran. Butuh fokus yang tinggi dan kecepatan,” katanya.
Cabang olahraga (cabor) ini sendiri baru punya 11 pengurus provinsi (pengprov) di seluruh Indonesia, sedangkan KONI mensyaratkan minimal 18 pengprov agar bisa diakui.
Sekretariat Porlempika sendiri untuk sementara ditetapkan di Rumah Anjuang, Tanah Sirah Piai Nan XX, Kecamatan Lubuk Begalung, Kota Padang. Suasananya cukup unik layaknya kedai tempat mengobrol, perpustakaan kecil, dan tempat penyimpanan karya-karyanya sebagai seniman rupa.
Dukungan Dari Banten
Soal ciri khas senjata tradisional, orang Minangkabau dan Betawi banyak kemiripan. Dua suku bangsa ini sama-sama memiliki kelestarian budaya bela diri silat. Dari silat ini, muncul pendekar dan senjata tradisional yang unik dan menarik.
Mengetahui sudah adanya Porlempika di Kota Padang, Ketua Porlempika Provinsi Banten, Edhi Hendarto melakukan silaturahmi ke Sekretariat Porlempika Kota Padang di Rumah Anjuang, Selasa (9/8/2022) malam.
Melihat minimnya peminat generasi muda untuk bergabung dengan Porlempika Kota Padang, hatinya cukup miris dan prihatin. Pasalnya, dari Porlempika ini bisa melahirkan para pendekar handal yang mahir memainkan pisau.