Sumbarkita – Fenomena kemarau berkepanjangan di sejumlah wilayah di Indonesia tidak hanya menyebabkan krisis air bersih, tetapi juga meningkatkan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat terdapat 66 titik panas atau hot spot yang tersebar di tiga kabupaten di Sumatera Barat (Sumbar).
Kepala Dinas Kehutanan Sumbar, Yozarwardi menyampaikan bahwa 66 titik panas tersebut tersebar di Kabupaten Sijunjung dan Kabupaten Pesisir Selatan. Titik-titik ini terdiri dari 6 titik merah yakni area dengan risiko kebakaran tinggi, 52 titik kuning, dan 8 titik hijau.
“Titik hot spot terbanyak berada di Pesisir Selatan tepatnya di Silaut dan Tapan, dengan jumlah 61 titik. Sementara di Sijunjung terdapat 4 titik, dan Kabupaten Solok memiliki 1 titik,” ujar Yozarwardi pada Selasa (30/1).
Menurut Yozarwardi, dalam 12 jam terakhir hanya ada 1 titik panas yang muncul yaitu di Silaut, Kabupaten Pesisir Selatan. Tim dari Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Pesisir Selatan telah dikerahkan untuk memeriksa dan menangani hot spot tersebut.
Sementara itu, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, Ilham Wahab, menyatakan bahwa suhu panas telah menyebabkan dua laporan kebakaran lahan yang terjadi pada 27 hingga 29 Juli 2024 lalu.
“Pada Sabtu, 27 Juli terjadi kebakaran lahan di Nagari Teluk Amplu, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan. Kebakaran meluas hingga api baru bisa dipadamkan pada 28 Juli,” ungkap Ilham.