Sumbarkita – Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Andalas mengajukan uji materil Pasal 28 Ayat (2) UU ITE ke Mahkamah Konstitusi (MK). Sidang pemeriksaan pendahuluan telah digelar Selasa (4/3) lalu di Ruang Sidang Pleno, Gedung 1 MK.
Kepada Sumbarkita, Muhammad Zhafran Hibrizi membeberkan bahwa gugatan ini berangkat dari kekhawatiran terhadap ketidakjelasan frasa dalam pasal tersebut.
Pasal 28 Ayat (2) UU ITE tersebut berbunyi: “Setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang sifatnya menghasut, mengajak, atau memengaruhi orang lain sehingga menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan terhadap individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan ras, kebangsaan, etnis, warna kulit, agama, kepercayaan, jenis kelamin, disabilitas mental, atau disabilitas fisik.”
Menurutnya, terdapat dua frasa dalam pasal ini yang dianggap bermasalah, yaitu frasa “rasa kebencian atau permusuhan” yang dinilai tidak memiliki ukuran yang jelas terhadap tindakan yang dapat dikategorikan dalam konteks tersebut.
Selanjutnya frasa “kelompok masyarakat tertentu” yang berpotensi menimbulkan tafsir yang luas dan dapat disalahgunakan, terutama dalam kasus kritik terhadap organisasi atau kelompok sosial yang tidak berafiliasi dengan kategori yang disebutkan dalam pasal itu.
“Ketidakjelasan pasal ini membuka peluang kriminalisasi terhadap kritik, sehingga menimbulkan ketakutan di kalangan masyarakat, termasuk mahasiswa, dalam menyuarakan pendapat,” ucapnya pada Kamis (6/3).
Kendati demikian, pihaknya bukan berarti menolak etika dalam berpendapat, tetapi, kata dia, aturan tersebut justru dapat membuat orang merasa dihantui saat ingin mengkritik sesuatu.
“Kami berharap ada standar yang lebih jelas agar tidak terjadi penyalahgunaan hukum yang dapat merugikan kebebasan berekspresi,” jelasnya.
Diketahui, pasal ini digugat oleh sebelas mahasiswa Unand yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa Kombad Fakultas Hukum Unand.
Kesebelas Pemohon yakni Muhammad Zhafran Hibrizi, Basthotan Milka Gumilang, Adria Fathan Mahmuda, Suci Rizka Fadhilla, Nia Rahma Dini, Qurratul Hilma, Fadhilla Rahmadiani Fasya, Adam Fadillah Al Basith, Hafiz Haromain Simbolon, Khoilullah MR, dan Tiara. Mereka menghadiri persidangan secara daring dan luring dari Ruang Sidang Pleno, Gedung 1 MK.