SUMBARKITA.ID — Nagari Pauh IX, Kecamatan Kuranji, Kota Padang menggelar Festival Permainan Anak Nagari Sipak Rago. Kegiatan ini akan berlangsung selama dua hari di depan Kantor Kerapatan Adat Nagari (KAN) Pauh IX pada 17-18 Juli 2022.
Kegiatan ini dibuka penampilan ekshibisi Tim Sipak Rago Pauh IX. Pertunjukan itu menceritakan tentang perkelahian sejumlah pemuda.
Meskipun berlangsung sengit, perkelahian itu tidak menghasilkan pemenang. Jenuh dengan perkelahian, pemuda-pemuda itu melanjutkan pertunjukan dengan pertandingan sipak rago.
Kepala Bidang (Kabid) Warisan Budaya dan Bahasa Minangkabau Dinas Kebudayaan (Disbud) Sumbar Aprimas yang hadir dalam pembukaan kegiatan itu mengatakan sipak rago berasal dari gerakan silat.
“Di zaman penjajahan, ada larangan untuk berlatih silat. Mengakali larangan itu, anak nagari setempat membuat semacam kamuflase dengan bermain sipak rago,” katanya kepada SumbarKita, Minggu (17/8/2022).
Sipak rago, katanya, telah tersebar di beberapa kabupaten/kota di Sumbar. Kota Padang dan Pariaman merupakan daerah yang paling banyak komunitas sipak rago.
“Bahkan di Kota Padang sudah ada Ikatan Sipak Rago Kota Padang,” katanya lagi.
Saat ini sipak rago tengah diusulkan menjadi salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Pada tahun 2020 lalu Disbud Sumbar juga telah mengusulkan sipak rago ditampilkan pada Pekan Kebudayaan Nasional.
“Usulan itu direspon dengan baik oleh penyelenggara. Namun, batal terlaksana karena Covid-19,” jelas Aprimas.
Sementara itu, Tokoh Masyarakat Kuranji Evi Yandri Rajo Budiman mengatakan sipak rago merupakan salah satu permainan anak nagari yang sudah berlangsung turun menurun.
Namun saat ini dengan perkembangan zaman, katanya, sipak rago mulai terlupakan dan tenggelam di tengah perkembangan zaman.
“Tentu saja ini membuat kita merasa sangat miris. Padahal banyak nilai-nilai yang terkandung dalam permainan ini, selain melatih fisik permainan ini juga mengajari kolektivitas, pantang menyerah, dan kegigihan untuk memberikan yang terbaik,” katanya.
Anggota DPRD Sumbar itu juga mengatakan pemain sipak rago selalu berusaha memberikan operan bola yang terbaik untuk kawannya. Hal ini menyiratkan pesan, meski tidak mendapatkan yang terbaik, kita tetap harus memberikan yang terbaik untuk orang lain.
“Karena bola rago itu bulat tapi bersanding. Walaupun bola dikirim dengan kondisi yang tidak baik, yang menerima tetap ingin memberikan operan bola kembali sebaik mungkin. Banyak nilai dan pesan yang bisa diambil dari sipak rago,” kata Evi.
Festival tingkat provinsi ini diselenggarakan oleh Disbud Sumbar dan diinisiasi Evi Yandri Rajo Budiman yang akan berlangsung selama dua hari, 17-18 Juli 2022. (Rian)
Baca Juga:Â