Sumbarkita – Jika kamu pernah ke Kota Padang, nama Jalan Chatib Sulaiman mungkin sudah tak asing lagi terdengar. Ruas jalan utama itu ramai setiap hari, dan jadi nadi pergerakan kota. Tapi, siapa sebenarnya Chatib Sulaiman?
Banyak yang tak tahu bahwa ia adalah tokoh penting di balik kelangsungan Republik Indonesia saat berada dalam masa genting, terutama saat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) beroperasi pada 1948–1949. Sayangnya, sosoknya kini lebih dikenal sebagai nama jalan daripada sebagai pejuang nasional yang pernah memainkan peran strategis.
Dari Sumpur ke Panggung Pergerakan
Lahir di Sumpur pada 1906, Chatib menghabiskan masa kecil hingga remajanya di Pasar Gadang, Padang. Sejak muda, ia dikenal cerdas. Meski berasal dari keluarga saudagar, namun kondisi hidupnya berubah setelah ayahnya bangkrut akibat dampak politik kolonial dan Perang Pajak (belasting).
Ia menempuh pendidikan di sekolah-sekolah bergengsi masa itu, mulai dari Gouvernment School hingga HIS Adabiah, bahkan sempat bersekolah di MULO. Meskipun tak tamat, kemampuannya dalam bahasa Inggris, Belanda, dan Prancis membuatnya cepat berkembang di dunia pergerakan.
Kiprah Organisasi dan Perjuangan
Langkah awalnya dimulai dari gerakan kepanduan. Ia bergabung dengan organisasi El-Hilaal, lalu menjadi tokoh penting dalam Kepanduan Indonesia Muslim (KIM) yang sempat menjadi organisasi pemuda terbesar di Sumatera Barat. Di sanalah ia mulai dikenal sebagai penggerak pendidikan kader dan pemikir gerakan.
Ketika PNI Baru dibentuk oleh Bung Hatta dan kawan-kawan, Chatib termasuk yang ikut merintisnya di Sumatera Barat. Ia menjabat sebagai ketua sementara dan bertugas mengembangkan pendidikan politik rakyat. Ketika kolonial Belanda melarang aktivitas politik, ia memilih kembali ke dunia pendidikan sambil tetap aktif menulis dan memberikan ceramah.
Strategi “Pertahanan Rakyat” ala Minangkabau
Puncak pengabdian Chatib Sulaiman terjadi saat Agresi Militer Belanda II. Ketika republik dalam keadaan darurat, ia menyusun konsep pertahanan semesta berbasis rakyat yang diberi nama Badan Pertahanan Nagari dan Kota (BPNK).