SUMBARKITA.ID — Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi menanggapi rencana Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar membangun landmark di tebing kawasan Lembah Harau, Kabupaten 50 Kota. Mahyeldi berharap pembuatan landmark jangan sampai merusak wajah asli Lembah Harau.
“Harau itu luas, yang penting keorisinilannya jangan sampai terganggu dan jangan merusak atau menghilangkan keorisinilan tersebut,” kata Mahyeldi, Jumat (4/11/2022).
Mahyeldi berpendapat, urgensi pembuatan landmark perlu dikaji. Kemudian, pembangunan landmark tidak harus di dinding, tapi bisa menggunakan bilboard.
“Ini masalah cara saja. Keinginan untuk menginformasikan boleh, tapi perlu didiskusikan caranya dengan masyarakat setempat,” katanya.
Ia berharap seluruh pihak untuk membangun komunikasi yang baik agar tidak salah interpretasi. Apalagi jika pembuatan landmark tersebut bertujuan baik.
Sebelumnya, Kepala BKSDA Sumbar Ardi Andono mengatakan rencana pembangunan landmark Lembah Harau telah diperhitungkan secara matang dan sudah mengantongi izin dari niniak mamak dan wali nagari.
“Jadi kita sudah lakukan pemilihan posisi yang berada di ruang kosong, jadi tidak ada penebangan. Kedua, bukan merupakan jalur perlintasan satwa, jadi aman. Ketiga, tidak akan menimbulkan kebakaran. Kemudian kontur tanah disitu kuat, jadi tidak akan beresiko, tidak ada tanah yang longsor atau sebagainya. Kemudian tidak menggangu air terjun,” kata Ardi saat dikonfirmasi Sumbarkita.id, Selasa (1/11/2022).
Intinya, kata Ardi, pembangunan landmark itu tidak akan merusak dan mengganggu cagar alam. Namun pembangunan itu akan berdampak positif terhadap perekonomian warga sekitar seiring meningkatnya pengunjung Lembah Harau.
Ardi menjelaskan proses pembuatan landmark sudah mencapai tahap perancangan dan perhitungan. Ia menargetkan pembangunan landmark rampung sebelum tahun baru. ***