SUMBARKITA.ID — Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatra Barat menjelaskan penyebab kematian harimau sumatera yang diberi nama Puti Maua Agam. Satwa langka dan dilindungi itu mati saat menjalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera di Dharmasraya (PR-HSD) pada Rabu 8 Juni 2022 sekitar pukul 05.00 WIB
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar) Ardi Andono mengatakan, Puti Maua Agam direhabilitasi sejak tanggal 11 Januari 2022.
Menurut Ardi, selama menjalani rehabilitasi, PR-HSD secara rutin melaporkan perkembangan pemeliharaan dan perawatan Puti Maua Agam ke Balai KSDA Sumbar.
“Sampai tanggal 13 April 2022 kondisi Puti Maua Agam masih dalam kondisi sehat,” kata Ardi, Kamis (9/6/2022)
Dengan kondisi tersebut, sebenarnya Puti Maua siap untuk dilepasliarkan ke habitat alaminya.
“BKSDA Sumbar telah menyiapkan skenario pelepasliaran dan melakukan kegiatan studi analisis kesesuaian habitat,” jelasnya.
Ia melanjutkan, seiring dengan persiapan lokasi lepasliar, satwa tersebut terpantau mengalami penurunan status kesehatan sejak 18 hingga 27 Mei 2022 dengan gejalanya penurunan nafsu makan dan minum, feses lembek berwarna putih kapur serta terdapat luka di punggung yang sudah mengarah ke miasis.
“Tim Medis PR-HSD telah melakukan penanganan medis dengan pemberian vitamin dan obat-obatan, baik secara injeksi maupun oral. Kondisinya sempat membaik. Nafsu makan dan minum Puti Maua mulai normal. Luka miasis membaik 70 persen serta perilaku kembali agresif dan responsive,” terangnya.