Pasaman – Kondisi kawasan wisata Equator Bonjol di Pasaman dinilai memprihatinkan. Padahal Equator Bonjol merupakan destinasi wisata kebanggaan daerah setempat. Keseriusan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasaman dalam menjadikan daerah tersebut sebagai tujuan wisata dipertanyakan warga,
Pada 2022 lalu Pemkab Pasaman sebenarnya telah mengalokasikan dana sebesar Rp2,169 miliar untuk pembangunan kawasan wisata Equator Bonjol. Namun hingga saat ini beberapa fasilitas utama seperti bola equator, tampak rusak dan tidak terurus. Atap jembatan jalur garis khatulistiwa juga terlihat berlumut, bahkan ditumbuhi rumput.
Salah satu warga setempat yang enggan disebutkan namanya, redaksi menginisialkannya dengan X, merasa prihatin dengan kondisi tersebut. Menurutnya, pembangunan kawasan wisata Equator Bonjol tahun 2022 juga belum menyentuh bagian penting, seperti perbaikan bola equator dan atap jembatan jalur garis khatulistiwa.
“Banyak wisatawan, baik lokal maupun luar daerah dan turis asing enggan berfoto di dekat bola equator yang tampak kotor dan berantakan,” sebut X dikutip Jumat (10/11).
Menurutnya, sebagian besar wisatawan hanya tertarik sampai di titik nol, tanpa berfoto di depan simbol equator yang besar itu.
“Wisatawan lebih memilih berfoto di gerbang tulisan Anda Melintas Khatulistiwa yang dibuat oleh Bank BRI,” ujar X.
Warga lainnya, Y, mengatakan bahwa pembangunan kawasan wisata Equator tahun 2022 belum memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan jumlah pengunjung. Menurut dia, pembangunan menjadi sia-sia karena masih banyak fasilitas lain yang sangat memprihatinkan.
“Agak mubazir jadinya tidak berpengaruh ke peningkatan wisatawan,” sebutnya.
Terkait persoalan tersebut, media telah berupaya mengonfirmasi Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, Olahraga, dan Kebudayaan Pasaman, Ade Harlien untuk mendapatkan keterangan dan penjelasan lebih lengkap.
Namun saat berita ini diterbitkan, Ade Harlien belum memberikan tanggapan. ***